Kamis, 23 Juli 2015

Aurat Yang (Sengaja) Diumbar

Di jaman yang serba digital ini, media sosial menjadi sesuatu yang wajib untuk dimiliki oleh setiap orang terleih golongan muda yang harus mengikuti tren untuk mendapatkan informasi informasi terbaru mengenai hal hal yang dia alami sehari hari.

Di media ini terkadang banyak sekali informasi informasi yang kurang relevan, yang terkadang sangat sulit untuk difilter bagi kalangan yang menjadi aktifis di dunia maya.

Tapi masih banyak individu individu yang menjadikan dunia media sosial sebagai eksistensi dirinya, teelebih sebagai ajang mencurahkan keadaan yang sedang ia alami, baik sedih, senang atau apapun itu.

Dan terkadang ketika dia menuliskan sesuatu dia kurang cermat sehingga auratnya menjadi terbuka seluruhnya. Aurat dalam hal ini adalah sesuatu yang harus dijaga, tidak harus mengenai hal fisik seperti tubuh, tapi dalam kasus ini tindakan kita juga bisa disebut aurat, karena bagi saya pribadi aurat tak harus berupa fisik, tapi juga martabat, meskipun aurat fisik juga tidak kalah penting.

Tulisan ini hanyalah menjadi pengingat terlebih kepada diri saya pribadi, karena begitu masuk di dunia maya dan media sosial, terkadang saya juga dengan sengaja mmbuka aurat syang seharusnya saya jaga dengan baik.

Minggu, 19 Juli 2015

One Of Biggest Thing That Happens

Beberapa hari ini saya sedang diambang kebimbangan untuk mengambil keputusan mengenai apa yang akan saya lakukan selama bebereapa bulan kedepan. Kejadian ini bermula karena rasa penasaran saya untuk men coba sesuatu yang baru dan sama sekali belum pernah saya jalani, yah.. bisa dikatakan hanya 20 % - 30 % yang saya lakukan di dalam hal tersebut, itupun hanya dalam hal coba coba atau bisa saya anggap sekedar bermain main saja.

Namun saya mencoba untuk meningkatkan level saya dan alhasil saya sendiri berada di dalam kebimbangan. Tidak tahu kenapa akhir akhir ini saya mengalami semacam degradasi mental ketika seseorang kurang sepakat tetang hal hal yang saya kemukakan, mungkin ini yang dinakaman efek trauma dihajar oleh dosen penguji.

Memang dari dahulu saya senang bermain main dengan sesuatu yang penuh resiko namun saya bisa mengendalikan, dengan resiko yang lumayan tinggi yang disertai dengan modal bismilllah, alhamdulillah saya mampu menyelesaikan satu pencapaian dalam hidup, yakni pada tahun 2012 lalu saat ada amanah dalam penyelenggaraan event nasional.

Untuk tantangan yang sekarang ini kemungkinannya kurang dari 50 %, dengan modal pengetahuan hanya 30 - 40 % dari yang ada, artinya saya harus belajar lagi, ditambah dengan pendapatan dalam bentuk dana yang masih dalam ? besar, serta modal yang dikeluarkan yang mungkin bisa melebihi 100 % dari pendanaan yang saya miliki. Namun ketika saya berhasil menyelesaikan quest ini, pastinya ada perubahan yang sangat besar terhadap diri dan pemikiran kedepan jadi terdapat keraguan untuk melepas tugas ini.

Memang kali ini ada gambling luar biasa, dalam percabangan hidup saya, saya tidak tahu persoalan ini akan saya terobos atau saya hindari. Kalau kata teman teman saya ini militan, dalam kasus ini bisa dikatakan ekstra militan. Yah semoga setelah saya tuangkan dalam tulisan ini, saya dapat sedikit berpikir lagi dan mempertimbangkan keputusan yang saya buat tentunya dengan saran dan pendapat dari orang orang disekitar saya yang saya percayai. Dan di akhir tulisan semoga Tuhan tetap membimbing saya pada jalan yang benar dan diridhoi oleh-Nya Amin ya Rabbal Alamin.

Sabtu, 18 Juli 2015

Ketika Semua Tidak Berjalan Sesuai Dengan Rencana

Di dalam kehidupan sehari hari, kita sebagai manusia kadang mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan rencana atau kadang keadaan yang tidak sesuai dngan rencana. Seorang anak kecil akan merengek dan menangis jika keinginannya tidak terpenuhi. Maka orang tuanya akan berusaha sesuai metodologi dan aturan yang mereka miliki untuk berusaha melipur hati si kecil bahkan terkadang memarahinya karena mempunyai terlalu banyak keinginan.

Saat anak tersebut tumbuh menjari remaja dan kemudian dewasa maka ia akan belajar bagaimana cara cara untuk menjalani hidup dan lebih menahan diri untuk berpasrah diri terhadap keadaan yang kadang tidak sesuai dengan yang dia kehendaki.

Maka dari itu ketahuilah bahwa semua kejadian mengandung hikmah dah pelajaran yang dapat dijadikan bahan renungan mengapa hal hal yang kita inginkan tidak terlaksana sesuai dengan keinginan kita. Karena sesungguhnya Tuhan maha mengetahui segala sesuatu yang tidak engkau ketahui dan sesuatu yang kamu anggap buruk belum tentu buruk bagimu begitupun sesuatu yang kamu anggap baik belum tentu baik bagimu.

Jumat, 17 Juli 2015

Hidup Sesuai Jalan Tuhan

Jika anda percaya dengan Tuhan apapun agamanya, meskipun sedikit anda pasti mempunyai keyakinan akan adanya takdir yang telah ditentukan oleh tuhan. Dalam agama islam hal tersebut dinamakan dengan Qodo' dan Qodar, akan tetapi masyarakat indonesia terlebih orang jawa mempunyai satu kebudayaan tentang qodo' dan qodar yang disimbolkan dalam kalimat opo jare sing ngecat lombok (biarlah diatur oleh yang mengecat lombok / cabe).

Saya ingin sedikit bercerita mengenai jalan tuhan, sesuai dari hukum qodo' dan qodar yang ditetapkan oleh tuhan, seharusnya manusia jangalah mudah mengeluh atas seusatu yang terjadi baik buruk atapun jelek, sebenarnya baik dan buruk itu tidak ada, yang ada hanya penempatan pada posisinya atau tidak. Karena yang dikatakan kondisi baik menurut kita itu juga belum tentu baik untuk kita begitupun sebaliknya (vice versa).

Mengenai jalan tuhan, yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha untuk menjalani hidup sebaik yang kita bisa karena sesungguhnya tidak ada yang berkuasa atas diri seseorang pun kecuali tuhan yang maha berkuasa dan maha mengijinkan segala sesuatunya terjadi.

Masih abu abu memang mengenai jalan yang tuhan berikan, tapi percayalah tuhan tidak akan membebankan sesuatu melebihi kemampuan orang tersebut dan sesungguhnya di kemudahan datang bersamaan dengan kesulitan yang menimpa. Karena tuhan pasti bertanggung jawab atas segala ciptaannya.

Rabu, 15 Juli 2015

Kegigihan Seorang Nenek

Alkisah diceritakan ada seorang nenek yang sangat gigih dan pantang menyerah. Mungkin di masa mudanya beliau merupakan seorang pekerja keras yang ulet dan tekun. Di usianya yang tidak muda lagi (sekitar 83 tahun) beliau tetap mandiri dan tidak mau merepotkan orang lain dalam pekerjaan sehari-hari nya. Meskipun sebenarnya dia sudah menyadari bahwa kekuatan pada badannya sudah tidak seperti dulu lagi ketika dia masih muda.

Meski sudah memiliki anak anak yang bisa dikatakan sudah berusia paruh baya serta cucu cucu yang telah memasuki usia dewasa, beliau tetap tidak kuasa untuk berpangku tangan dan menyuruh anak anak nya untuk melakukan perkerjaannya, meski sebenarnya anak anak nya kadang sedikit geram atas tingkah lakunya yang kadang dia sendiri mengeluh dan merasa tidak kuat untuk mengerjakan pekerjaan sehari hari dalam mengurus rumah.

Yang tidak saya mengerti adalah mengapa di usia yang sudah tidak muda lagi beliau masih mengurusi sesuatu yang dikatakan duniawi, dan mengapa beliau tidak pasrah saja dan memberi mandat / amanat kepada anak anaknya.

Kali ini beberapa pelajaran yang dapat saya ambil adalah :
  1. Oang tua tetaplah orang tua, terkadang dia tidak menyadari bahwa usianya tak lagi muda dan dia masih menganggap anak nya sebagai anak kecil meski usianya anak sudah hampir setengah abad
  2. Orang tua (yang selama ini saya jumpai) terkadang kurang memiliki pola pemikiran yang open kepada hal hal baru, asumsi saya adalah pengalaman yang telah dia jalani sehingga mungkin dia menganggap orang lain yang lebih muda kurang berpengalaman. atau dia tidak berada pada jamannya, dimana sekarang ini teknologi dan keadaan lingkungan yang sama sekali berbeda seperti jaman dahulu tahun 60 - 70 an.
  3. Ada ungkapan ketika orang semakin tua dia akan kembali seperti masa kecil, emosi yang kurang terkontrol dan keinginan keinginan yang jika tidak dipenuhi maka seperti ada yang kurang, untuk hal ini hipotesa saya adalah adanya keterikatan dia dengan dunia sehingga dia tidak mau melepas dunia dari pikirannya.

Mungkin beberapa pengalaman yang saya alami diatas berbeda antar satu orang dan yang lain, ketika kita mengalami hal serupa yang kita lakukan hanya satu yaitu sabar, mau gimana lagi. Jadi ceritanya ini bukanlah mengenai kisah seperti kebanyakan di media sosial, tapi ini hanyalah sebuah pengalaman yang saya teliti dan mungkin saya rasakan pada satu waktu tertentu.



Jumat, 03 Juli 2015

Sepenggal Kisah Di Pertengahan Tahun 2015

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa, karena saya telah menyelesaikan salah satu beban yang beberapa tahun ini mengganjal di kehidupan saya dan juga karena bertemu dan berlajar hal hal baru yang merupakan jawaban dari sekian dari ribuan soal yang selama ini saya hadapi.

Pengalaman bahan bacaan saya yang pertama, yaitu dari salah satu situs yang akhir akhir ini usernya sangat gemar menebar tulisan motivasi, dan saya belajar hal hal baru melalui situs ini. Isinya mengenai cerita tentang hal hal yang dilakukan oleh pahlawan super dan bagaimana cara agar kita bisa "minimal" mencontoh kunci kunci mengenai kepribadian dan hal lain yang bisa dipelajari.

Satu poin yang mengena di dalam benak saya adalah satu paragraf berikut  :

Menjadi superhero bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, ketiga prinsip ini tidak boleh dilanggar.
Prinsip pertama adalah "Dream Big", atau berimpian besar. Saat kita masih kanak-kanak, kita mempunyai impian yang sangat besar. Beberapa dari kita mungkin berimpian menjadi dokter, astronot, atau bahkan menjadi superhero seperti superman. Saat kita beranjak dewasa, tingkat logika berpikir kita meningkat, nalar kita berjalan, dan realita menjadi fokus utama. Beranjak dewasa membuat impian kita mengecil sampai kita membunuh impian kita sendiri.
Kita mulai dihadapkan dengan dilema, antara mengambil resiko atau bertahan di zona aman kita. Kita semakin terbiasa dengan zona aman kita, sehingga kita lupa bahwa masih ada sesuatau yang harus kita gali dan jelajahi lebih dalam lagi di dunia luar. Mari kita bahas tentang zona aman. Zona aman adalah ketika kita merasa terbiasa dengan sesuatu sehingga tidak mau keluar darinya walaupun sebenarnya zona itu sudah tidak sesuai dengan keadaan kita.
Seperti pada waktu kita masih di SMP atau di SMA. Saat kita mulai memasuki SMP, kita masih ragu-ragu untuk bersosialisasi, namun keadaan kita memaksa kita untuk berhubungan dengan orang lain walaupun itu susah. Kelas 1 SMP, kita masih membawa kebiasaan SD kita, yaitu bermain seperti anak kecil, namun kita juga menyesuaikan kebiasaan anak SMP. Kelas 2 SMP, kita menjadi anak yang sudah terbiasa dengan kehidupan SMP.
Di tingkat ini, kita menjadi nyaman tapi belum sangat nyaman, karena masih ada senior kita, yaitu kelas 3 SMP yang notabene masih menjadi raja di SMP. Kelas 3 SMP, kita menjadi rajanya SMP, seniornya senior, tingkat kesombongan memuncak, sampai kita mendengar tentang sekolah dengan tingkatan yang lebih tinggi yaitu SMA.
Selalu ada zona aman, namun kita dituntut untuk beradaptasi dengan zona lain yang lebih tinggi daripada zona aman kita. Seperti anak SMP tadi, zona aman kita akan selalu kita tinggalkan menuju zona yang lebih tinggi. Selalu ada resiko yang harus dihadapai untuk mencapai dunia baru kita. Kehilangan teman, kehilangan kebiasaan, kehilangan pangkat kita sebagai seorang senior. Sungguh bencana yang besar bagi remaja yang ingin menguasai dunia.
Namun, setelah kita mencoba dunia SMA, seperti terjadi pengulangan sejarah. Kita mencoba beradaptasi lagi, menjadi nyaman lagi dengan dunia baru kita, lalu kita menjadi seniornya senior di SMA. Dan yang paling aneh lagi, bahwa kita harus meninggalkan zona aman untuk yang kesekian kali.
Sejarah terulang dengan pasti, apabila kita sanggup untuk lebih fleksibel untuk beradaptasi, semuanya menjadi lebih mudah. Dengan resiko yang bertambah, kepintaran kita bertambah, daya tahan kita bertambah, ilmu pengetahuan kita bertambah, dan pengalaman kita bertambah.
Begitu pula dengan impian kita. Kita dulu memimpikan yang besar, ingin ini dan ingin itu. Namun setelah pencapain kita yang telah kita lakukan dengan pengorbanan, tidak malukah kita dengan diri kita yang kecil dulu?
Kita sebenarnya tidak perlu mengecilkan mimpi, kita hanya perlu untuk merasionalkan mimpi dan menyerahkan sisa ketidak-mungkinan mimpi kepada Tuhan. Mengapa selalu ada ketidak-mungkinan dalam mimpi? Karena mimpi itu memang harusnya tidak rasional, mimpi seharusnya tidak senyata kenyataan.
Siapa mengira kalau manusia bisa pergi ke bulan? Siapa sangka manusia dapat menyeberangi lautan dengan besi? Siapa sangka manusia dapat terbang? Semua itu hanyalah mimpi pada awalnya. Mimpi yang mungkin akan ditertawakan oleh orang lain.
Namun mereka yang bermimpi pergi ke bulan, tidak pernah menyerah untuk mewujudkan mimpi itu. Kalau mereka menyerah, ada dua kemungkinan yang terjadi: kemungkinan pertama adalah tidak ada manusia yang lain yang akan pergi ke bulan atau ada manusia yang lain, tapi bukan dia, yang bisa pergi ke bulan.

Yang mengena bagi saya adalah mengenai zona aman ini, yah mungkin karena kegalauan mengenai masa depan yang akan saya hadapi karena saya sudah membuka pintu untuk melangkah menuju ke dunia kehidupan, dimana ilmunya anda harus mencari sendiri entah melalui organisasi, pengajian, maupun teks book atau pengalaman empirismu itu sendiri.

Kalimat zona aman memang sudah saya kenal cukup lama, namun baru tahu maksud dari frasa tersebut yang sangat sulit untuk dijelaskan jika anda tidak mengalami sendiri.

Kembali ke pengalaman empiris beberapa waktu ini mengenai phobia dengan masa depan. Saya belakangan ini sedang menikmati kembali anime ( kata orang kartun ) log horizon. Yang saya ambil adalah bagaimana ketika shiroe / tokoh utama sebagai ahli strategi yang memimpin / mengarahkan beberapa pasukan sekutu pada konfrensi meja bundarnya, pastinya ada konflik di dalamnya.

Dari salah satu cuplikan episode saya menemukan kisah ketika shiroe harus mengumpulkan uang dan harus meminta bantuan kepada seorang akuntan master alias magister / S2.

Dari situ mulai timbul bayang bayang dan kata kata seandainya. Sampai pada suatu malam saya didatangi oleh seorang teman yang sengaja atau tidak sengaja membahas sesuatu yang menjadi jawaban dari salah satu kegalauan saya tetang masa depan.

Satu status di media sosial yang pernah saya tulis adalah mengenai otak manusia yang didesain untuk memikirkan / merenungi masa lalu agar tidak terjerumus ke dalam kesalahan yang sama tetapi tidak diciptakan untuk memikirkan masa depan. 

Awalnya saya pesimis tentang masa lalu, masa lalu yang saya anggap hanya kegagalan sseseorang, tapi ternyata tidak seperti itu, karena masa lalu bukan hanya dimana anda gagal, tapi bagaimana anda melakukan pencapaian terbesar anda, serta pola pola dan rencana rencana yang diberikan oleh tuhan sehingga anda dapat lebih waspada, karena masa lalu bukan hanya pesimisme tapi merupakan optimisme juga.

Karena sudah malam, dan tulisan ini sangat panjang, maka segini dulu saja, nanti kapan kapan disambung lagi.

Rabu, 01 Juli 2015

25 が来ました

25 years has passed, many experience, many event occur, many memories passes, it's so many things that can't be explained only with word. Today God granted the best gift ever, which can make a big impact later in my life, where my study in university ends wether i want it or not.

Another time in my life story, where i meet acquaintance that makes me think twice about this tiny world, where every part of this world feels so small even a thousand miles away. 

I am so glad to help some friend to solve his problem, i learn that every litlle kindess that come from the deeper heart and sincere, can make an impact in our life in the future. That every act in your life should have a match despite it's good or bad.

These year also make me realize that time to find my soulmate has arrived, and that though has been flying through in my head recently.

And finaly i can see clearly what is going to come in the future with something that i could do, i hope this is the best way that i can do with my future....  Not to mention to expressing gratitude to god that has give me precious life experience and life and everyting else during these years.