Sabtu, 15 Agustus 2015

Moment Moment Wisuda Part II

Melanjutkan postingan sebelumnya tentang moment wisuda, ada perasaan perasaan yang terjadi setiap setelah moment wisuda berlangsung. terlebih ada momen ketika berpisah dengan sesama rekan yang dahulu menjalani aktifitas baik di dalam atau diluar kampus secara bersama sama.

Saya kembali ke cerita pribadi tentang perjalanan saya setelah melewati masa remaja menuju ke arah dewasa. Mungkin cerita ini sudah sering saya tulis pada tulisan tulisan yang lain, setelah menjalani ritual kegembiraan sesaat pada waktu sma (yang diceritakan pada part I), kini saya dibibimbing untuk melakukan perjalanan secara mandiri, terpisah dari kelompok kecil yang saya ikuti.

Disinilah mental dan karakter saya dibentuk, sejak bergabung dengan satu satunya universitas islam negeri di kota malang, awal pembentukan kepribadian saya adalah melalui komunitas kecil yang bernama uinbuntu yakni sebuah komunitas yang mempelajari tentang dunia IT khususnya Linux, di komunitas inilah saya bertemu dengan orang orang hebat, yang orang sekarang menyebutnya mentor di bidang organisasi komunitas di dalam kampus.

Dari komunitas tersebut mulailah perjalanan panjang saya di dunia IT sampai akhirnya saya menjalani akhir masa studi di kampus tersebut yang seakhir-akhirnya.

Perjalanan yang sangat panjang membuat saya menemukan berbagai tipe personal yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya dan pastinya sangat jarang pengalaman pengalaman seperti ini saya dapatkan jika saya mengikuti jalur yang lurus lurus saja.

Pada perjalanan tersebut saya menemukan beberapa rekan yang saya anggap turut memberikan kontribusi terhadap apa yang saya bangun pada saat masa studi dan sampai akhirnya beberapa personal tersebut dipertemukan dan dipisahkan oleh tuhan, entah sampai kapan lagi kami dapat berkumpul merumuskan dan berjuang seperti dahulu lagi, momen tersebutlah yang selalu dapat dijadikan kenangan serta introspeksi diri bahwa sebenarnya manusia adalah mahluk yang lemah yang tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain.

Dan akhir momen itupun tiba yakni pada saat yudisium, sebagai tanda berakhirnya masa studi selama beberapa tahun di kampus tempat saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam hidup saya, jika bukan karena saya menjalanai takdir yang disiapkan oleh tuhan maka pengalaman tersebut bisa saja tidak saya dapatkan, karena pada awalnya saya sangat menganggap remeh tempat dimana saya mendapatkan sebuah gelar Strata I - S.Kom.

Yudisium Rabu 5 Agustus 2015

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, ya..., ditempat inilah saya menemukan berbagai macam karakter, selama masa studi saya, dan setelah saya mendapatkan pengalaman ciri khas mahasiswa di setiap kampus, saya memperoleh kesimpulan bahwa ada sebuah ciri khas yang dimiliki oleh mahasiswa di kampus ini khususnya jurusan dimana saya bernaung yaitu ciri ciri personal yang tahan banting yang jarang dimiliki oleh mahasiswa kampus lain yang ada di kota malang selama yang saya tahu, saya berani taruhan dalam hal tahan banting, karena memang kondisi pendidikan di tahun tahun yang saya alami, lebih mengutamakan materialisme daripada hakikat pendidikan itu sendiri.

Kembali ke momen wisuda, kali ini saya rasakan sedikit membebani daripada wisuda yang saya lakukan sebelumnya karena semua yang telah saya bangun sebelumnya nampak hancur seiring dengan hancurnya gelar mahasiswa yang saya miliki, tapi entahlah setiap orang memiliki jalan masing masing, setiap orang memiliki cerita masing masing, setiap kehancuran diperlukan, jika kamu ingin makan nasi maka kamu harus merelakan beras untuk hancur menjadi nasi dan seterusnya.

Tapi sisi positifnya saya memperoleh banyak pengalaman, sehingga di masa depan saya lebih siap dan lebih matang ketika menghadapi persoalan yang serupa, saya tidak tahu seperti apa jalan yang akan saya tempuh selepas kehancuran status mahasiswa saya, semua rencana seakan hancur bersamaan dengan kehancuran diri pribadi.

Sekali lagi saya katakan tidak mudah untuk hancur dikala kita sedang ada di zona nyaman, tapi memang itulah kenyataan, kehancuran bersifat seperti kematian siap tidak siap pasti semua akan menghadapinya, tinggal menata mental untuk berhadapan dengan kondisi tersebut. 

Satu hal yang saya pelajari bahwa tidak tahu itu penting, dan memang ada hal yang boleh kita tahu dan ada juga yang seharusnya kita tidak perlu tahu, ya... begitulah... seperti yang saya tulis di status pada salah satu Sosial Media, Biarlah Tuhan Ynag Mengatur Pertemuan dan Perpisahan Kita.

Jumat, 14 Agustus 2015

Moment Moment Wisuda Part I

Haduh, masa masa seperti inilah yang sebenarnya membuat hati berkecamuk, banyak perasaan yang tercampur. ok selengkapnya mari kita dengarkan cerita dari burung galileo, alkisah pada suatu masa di dalam hutan yang luas, terdapat raja hutan yang sedang termenung..., eh kok malah geje gini jadinya, okelah fokus..fokus...

Sebelumnya kita flashback dulu ke tahun 2008. Berawal ketika saya masih belum tahu apa apa tentang dunia ini, yakni pada masa sma. Sedikit cerita singkat pada waktu itu saya disibukkan dengan dengan yang namanya permainan video games baik offline games samapi dengan online games serta masih belum tahu kedepan akan menjadi apa.

Singkat kata ketika itu saya merasakan yang namanya "wisuda" yang diselenggarakan oleh SMA, tempat saya belajar yang sebenarnya saya kurang serius pada saat belajar di lembaga tersebut karena beberapa faktor yang mungkin akan saya ceritakan pada tulisan lain.

Nah pada moment wisuda tersebut saya merasakan apa yang disebut dengan berpisah dengan rekan rekan sepermainan, teman bangku sebelah dan bangku depan maupun belakang, teman nongkrong bareng, teman yang saya jerumuskan kedalam lobang permainan video games :D, juga teman teman sekelas yang pernah menguji mental saya di depan umum.

Yang paling berkesan adalah teman sepermainan, kalau istilah anak sekarang satu geng, merekalah yang dahulu saya jerumuskan dalam jalan yang sesat :D. Teringat saat kami bertemu kembali beberapa minggu yang lalu, kami membicarakan hal hal konyol yang terjadi pada masa sekolah.


Rekan Satu Gang Selama SMA (Ridho, Taufik, Nugroho, Oni, Yudha) ; Dok. 2008

Singkat cerita, setelah wisuda saya sengaja berpencar dengan teman teman ini, dan lost contact selama beberapa tahun, sampai akhirnya kami bertemu kembali pada tahun tahun belakangan ini (Sekitar Tahun 2014 & 2015), dengan sedikit perubahan fisik tetapi saya yakin banyak perubahan pemikiran yang terjadi disadari ataupun tidak, meskipun saya tidak tahu apakah mereka melihat dengan sudut pandangan sama seperti yang saya gunakan, tapi yang pasti kami tetap rukun ketika beramah tamah satu sama lain, dengan mengkondisikan beberapa kebiasaan kebiasaan lama seperti saat kami berposisi sebagai seorang pelajar.

Moment wisuda adalah suatu keadaan dimana seseorang mencari dan menemukan jalan hidupnya, seperti pada saat dilahirkan, akan tetapi mereka sudah dibekali dengan pengalaman pengalaman yang mereka jalani selama masa studi.

Akan muncul pribadi pribadi baru, dan disitu akan terlihat sebuah kesejatian dalam hidup, yakni keadaan dimana seseorang harus menjalani hidup secara mandiri.

Meskipun keadaan tersebut dapat terliminasi oleh beberapa faktor faktor, seperti faktor lingkungan, faktor tindakan kebiasaan yang dapat mempermudah seseorang untuk menemukan kesejatian yang sejati atau bahkan dapat menyulitkannya.

Gampangnya...ya... gimana ya....  ya... lanjut di part II saja lah...


Rabu, 12 Agustus 2015

Menikmati Suasana Perjalanan

Ceritanya ini hanyalah kisah singkat tentang bagaimana anda harus sesekali menikmati perjalanan yang anda lakukan. Pengalaman ini saya temukan ketika dalam suatu perjalanan malam dengan suasana yang mendukung yang entah kapan saya temui lagi suasana yang seperti itu.

Hal ini terjadi beberapa hari yang lalu ketika saya melakukan perjalanan untuk pulang ke desa dalam rangka memperingati hari jadi indonesia yang ke 70.

Awalnya seperti biasa saja, saya berkendara sengan sepeda motor tanpa membayangkan hal hal yang aneh. Namun ditengah perjalanan tiba tiba saya secara tidak sengaja menaikkan pandangan sekitar 30 derajat ke arah langit, dan seketika itu juga saya melihat sesatu yang lain daripada biasanya, sebuah pemandangan alam yang luar biasa, karena langit pada hari itu sedikit mengeluarkan bias cahaya matahari sehingga berwarna coklat kegelapan.

Seketika itu terlintas pikiran untuk menurunkan kecepatan motor yang saya pacu dan sejenak menikmati keindahn alam. Dengan tetap meninggikan pandangan saya berkendara dengan santai dan puji tuhan pemandangannya benar benar luar biasa, Seperti berada di negara lain dan jalanan yang seolah olah saya baru melewatinya, dan tidak tahu kenapa seolah olah saya seperti  memulai babak baru dalam perjalanan menuju sebuah masa depan.

Saya coba renungi apa yang baru saja saya alami, sehingga saya tarik suatu kesimpulan bahwa memang sebuah istirahat atau kondisi pause, diperlukan dalam hidup. Dengan demikian kehidupan kita yang kita jalani secara kencang perlu kita rem dengan istirahat ataupun dengan berjalan secara perlahan.

Kalau kata orang barat slow down your pace yang artinya kurangi kecepatanmu untuk menikmati hidup. Karena memang menikmati proses itu penting, maka dari itu kondisi tersebut saya beri tafsir tersendiri dengan cara istirahat sejenak dari dunia pekerjaan dikarenakan saya baru saja melewati suatu masa yng sangat melelahkan dalam dunia saya, istirahat disini berati melepas segala hal yang bersifat pekerjaan, istirahat, menganggur dan melakukan aktivitas lain selain dari pekerjaan atau mungkin bersiap siap menata ulang segala sesuatu yang akan saya kerjakan di kemudian hari agar lebih siap, saya masih belum tahu secara teknis bagaimana, ya intinya menganggur dulu lah, karena saya kira masalah pekerjaan itu urusan kecil lah jadi tidak usah bingung seperti ayam kehilangan induknya.

okelah kalau begitu selamat beristirahat dan nikmati kondisi dimana kamu sedang menganggur


Minggu, 09 Agustus 2015

Silaturahmi Dengan Teman Lama

Dari kemarin sebenarnya pingin nulis. tapi baru sempat nulis lagi sekarang, sebenarnya temanya bukan ini tapi gakpapa lah, untuk mentorehkan yang ada di otak.

Ceritanya saat lebaran, kebanyakan orang mudik kembali ke keluarga masing masing, aelain bertemu dengan keluarga disitu biasanya seseorang akan bertemu dengan rekan rekan yang menemaninya pada kehidupan ketika ia sedang beranjak remaja.

Tidak tahu kenapa yang saya rasakan adalah adanya semacam pengulangan kembali dari masa lampau, meskipun ada sedikit perubahan pada diri kita, rasanya ingin sekali diri ini kembali ke masa lalu dan memperbaiki hal hal yang kurang kurang menyenangkan bisa diceitakan.

Saya mendapati beberapa macam teman, yang pertama merupakan tetangga saya, kami lumayan dekat, dan pada saat dewasa ini, kami membahas pembicaraan pembicaraan yang serius yang mungkin tidak pernah terpikir pada waktu masih remaja, ya hal itu bisa dibilang wajar, karena perkembangan pola pikir.

Ada juga jenis teman yang tetap sama, berperilaku seperti pada saat remaja. Ini yang saya bingungkan, karena biasanya pemikiran seseorang selalu berkembang, yang saya pikirkan adalah dia / mereka, tidak membuka diri dalam menunjukkan jati dirinya, ya bisa dibilang menampilkan perilaku yang sama.

Karena pada dasarnya perilaku yang kita tunjukkan bisa bermacam macam. saya sendiri terkadang merasa bodoh di satu komunitas dan terkadang juga merasa superior di komunitas yang lain, entahlah mungkin karena terlalu banyak yang saya ikuti.

Saya tidak tahu sikap seperti apa yang harus kita tunjukkan, tapi satu hal yang pasti akan saya lakukan adalah berusaha untuk menutupi diri, sehingga jangan sampai orang tahu kalau saya sebenarnya adalah.... manusia / bangsa tertua :D