Selasa, 19 April 2016

Jack Of All Trades

Istilah itu adalah istilah yang digunakan oleh orang barat dalam memberi gelar kepada seseorang yang tahu tentang banyak hal, tetapi di jaman ini biasanya orang orang semacam ini kurang bisa diterima di berbagai tempat di lingkungan industri, begitupun dikalangan masyarakat pada umumnya. 

Bicara mengenai masyarakat, saya jadi teringat cerita yang saya dengar dari para senior bahwa di jaman dahulu (kira kira sekitar tahun 70 an) seorang sarjana alias S-1 sangat dihargai oleh masyarakat di lingkungannya. Seorang Sarjana diwajibkan oleh lingkungannya untuk menjadi manusia yang harus bisa atau terampil di segala bidang baik yang sesuai dengan jurusannya ataupun tidak, di masa itu memang seorang alumnus perguruan tinggi kira kira mendapatkan presure yang tidak sedikit datri lingkungan sekitar, tapi memang penghargaannya setimpal dengan presure yang diberikan.

Lalu kita leap through in the present atau kembali ke masa sekarang dimana sangat banyak para lulusan S-1 yang bertebaran di masyarakat secara umum dan kebanyakan dari mereka tidak dihargai seperti para pendahulunya dan kebanyakan para sarjana itu memang diarahkan untuk bekerja di kantoran, sehingga memang tepat bahwa para sarjana di jaman ini (abad 21 awal) memang harus mendapatkan pengetahuan secara khusus di bidang tertentu yang memang tujuannya adalah memenuhi dunia industri masa kini.

Kemudian cerita saya kerucutkan ke pengalaman pribadi sebagai seorang yang katanya sudah resmi menjadi alumnus perguruan tinggi tertentu disertai dengan sandangan gelar sarjana S-1 di bidang tertentu beberapa saat yang lalu. Memang pada masa perkuliahan saya tergolong orang yang haus akan kegiatan dan perkumpulan, sehingga saya ikut bermacam macam perkumpulan seperti yang sudah sedikit saya ceritakan di tulisan tulisan sebelumnya.

Ya memang itu sangat bagus kalo ditinjau dari bidang relationship, management leadership dan kemampuan kemampuan teknis lain yang menurut saya bisa sangat bermanfaat pada level tertentu serta membuat saya seperti sekarang ini termasuk nulis blog ini. Dilain sisi hal ini membuat saya lemah pada bidang teknis atau bisa dibilang hanya tahu yang dasar dasar saja atau setengah setengah, sehingga menurut saya sangat tidak layak jika kemampuan teknis ini saya ajukan sebagai senjata pada bidang industri.

Akhir kata ya mau tidak mau saya harus kembali ke dasar yaitu mengasah skill terlebih kedalam bidang yang sangat teknis sekali dari mulai dasar samapi ke tingkat menengah dan dilanjutkan ke tingkat mahir. Tapi singkat cerita beberapa hari yang lalu saya sharing dengan teman mengenai kegiatan pembelajaran yang saya lakukan dan intinya dia tidak setuju dengan pembelajaran yang saya lakukan dan saya beralih ke teman yang satunya lagi dan dia mengatakan hal yang menusuk hati saya bahwa "hanya orang yang tahu kapan dia mati yang boleh mengatakan apakah seseorang bisa berhenti belajar atau tidak ".

Kalo dipikir pikir juga ada benarnya tapi yang jelas sekarang saya tahu apa yang harus saya lakukan dan ya memang dari awal saya sudah tahu apa yang akan saya lakukan, dan sekarang saya juga tahu beberapa tipe orang dan beberapa jawaban atas suatu persoalan yang intiny saya harus tetap terus menyerap. Siapa tahu dari apa yang telah saya serap dapat saya jadikan tulisan dan juga siapa tahu blognya menjadi lebih ramai.

Jumat, 15 April 2016

Nulis Atau Publish Blog

Kebiasaan menulis memang harus terus dilatih, ya dengam cara menulis, bisa tidak bisa, mau tidak mau suka tidak suka maka lama kelamaan kebiasaan tersebut akan menjadi sesuatu yang membikin candu atau semacam zat adiktif tertentu sehingga tidak enak rasanya jika tidak mempublish tulisan, meskipun belum tentu ada yang menyukai tulisan tersebut, dan notabene saya menulis bukan untuk disukai atau tidak, saya menulis untuk menulis, untuk melampiaskan energi energi negatif menjadi sebuah energi tertentu yang akan bersifat lebih baik ketimbang digunakan untuk mrnonjok muka orang.

Sebenarnya ada beberapa hal yang sekian hari ini saya coba untuk ijthihad i atau kalau kata orang awam biasa disebut penenungan, ya tentunya masalah kehidupan untuk apa ini dan itu yang juga belum tentu berguna bagi siapapun, jadi sebelum eneg atau jenuh lebih baik tutup saja tab ini dan buang jauh jauh tulisan ini dari hati dan pikiran anda.

Satu lagi yang bisa membuat saya mempublish tulisan, yaitu terkait soal kondisi hati dan jiwa, yang kemudian akan saya coba untuk diselaraskan oleh alunan lagu yang merdu yang kebanyakan notasinya diwujudkan oleh lantunan piano dan juga alunan biola seperti ada suara lebut-lembutnya gitu.

Ya sudahlah kalau gitu nanti saya akan coba ketik-ketik di kertas pencatat digital saya dan akan saya suguhkan pada publishan-publishan berikutnya entah dirumah yang ini atau saya pajang di rumah sebelah, karena saya merasa dapat memiliki segala sesuatu hal di dunia maya, meski sesegera mungkin juga harus terbangun untuk tidak terlena dan secepat mungkin kembali ke dunia nyata.

Minggu, 03 April 2016

Recent "25/6" Activity

Kali ini ceritanya tentang kegiatan sehari hari yang saya lakukan yang sebenarnya kurang begitu penting sebagai new post+. Pola pola kebiasaan yang saya lakukan juga merupakan sesuatu hal yang cenderung sudah lama dibiasakan untuk dilakukan secara terus menerus meski tidak menutup kemungkinan akan timbul perilaku yang bersifat dinamis meskipun terlihat statis. Sebagai contoh adalah kebiasaan saya yang tidur terlalu larut malam malah sampai pagi yang sebenarnya jarang saya lakukan pada 5 - 7 tahun kebelakang namun sekarang muncul sebagai sebuah pola perilaku yang baru dan kadang saya addicted akan hal itu terlepas dari baik atau buruknya begadang yang sebenarnya bukan begadang tetapi mengganti jam tidur alias mengikuti program ngelowo (menjadi kelelawar).

Yang ternyata program ngelowo bukanlah hal yang tabu untuk dilakukan oleh seseorang yang beranjak dari masa remaja menuju masa dewasa, bukan untuk dihindari tetapi ada untuk dikendalikan kapan saat begadang kapan saat tidur awal dan kapan saat tidur normal. Meskipun lebih baik tidur lebih awal menurut anjuran kesehatan yang saya dapatkan. Salah satu kegiatan yang mulai saya jalankan lagi adalah sedikit berolahraga yang notabene sempat rutin saya lakukan 1 tahun yang lalu belum lagi kegiatan lain yang saya lakukan seperti mengikuti olahraga tertentu yang sangat sedikit orang yang tahu akan olahraga khusus yang saya lakukan, mungkin teman teman saya akan sedikit kaget jika saya membuka "kartu" itu tapi itu kapan kapan saja lah.

Disamping itu sebagai lulusan atau sarjana di bidang komputer alias teknik informatika yang saya selesaikan dengan sedikit terlambat karena beberapa hal, membuat saya ingin meneruskan kemampuan saya dari level dasar - menengah ke level menengah - mahir karena memang bidang tersebut yang saya pilih dan akhirnya dikabulkan oleh tuhan disamping saya sangat tertarik kepada bidang yang satu ini, tentu dengan beberapa spesialisasi khusus di salah satu bidang yang dijangkau oleh ranah teknologi dan komunikasi tersebut.

Mengatasi gagal fokus di satu bidang tertentu terutama pada bidang programming membuat diri menjadi sedikit merasa bersalah karena memang pada waktu masa studi saya kurang fokus di dalam mengikuti jalur industri terutama di dalam lapangan pekerjaan karena terlalu banyaknya kegiatan kegiatan yang saya ikuti yang berazas sosialisme sehingga membuat saya memiliki sedikit kemampuan di bidang lain yang tidak bisa saya katakan tidak berguna namun iya untuk masa awal karir jika mengikuti garis linier dari alur pencari kerja secara umum yaitu kuliah - bekerja pada level fresh graduate. Sehingga saya harus mengambil jalur lain yang sebenarnya hampir mirip dengan jalur para pencari kerja pada umumnya yaitu melamar sana sini tetapi ada jalur yang benar benar private bagi para pekerja di bidang ini yang merupakan kunci utama bagi para pelakunya yaitu skill bukan ijazah.

Mungkin perihal skill sudah menjadi rahasia umum bagi para pelaku industri ini dan notabene untuk masalah skill ini adalah satu hal yang harus diasah terus menerus terlebih dengan adanya perkembangan teknologi teknologi baru yang mau tidak mau harus diikuti oleh para pelaku industi ini
sehingga timbul suatu istilah yaitu belajar tiada henti, bagi para pelaku industri teknologi informasi ini. Dan salah satu halangan untuk belajar yaitu adalah diri sendiri alias rasa malas yang harus diperangi sepanjang waktu.

Entahlah, tapi banyak sekali paradoks yang saya alami, yang kemudian saya coba untuk tata kembali kehidupan yang bagi saya kurang begitu tertata karena sementara saya harus berada di rumah untuk senantiasa belajar pemrograman meskipun sebenarnya sangat malas untuk saya lakukan, tetapi mau tidak mau ya harus saya lakukan untuk mencari sesuap nasi yang kata orang will code for food ,meskipun secara pribadi saya menanamkan dan mewajibkan diri sendiri untuk membangun aset di kemudian hari, mungkin hari hari sulit harus saya jalani, ibarat tembok harus saya tabrak dengan kencang agar dapat jebol kemudian menampilakn sebuah hidden paradise di depan mata.

Akhirnya saya harus hidup mandiri terlebih karena waktu juga tetap berputar, usia makin bertambah, semakin keras pada diri sendiri maka dunia / hidup akan semakin mudah, semangat untuk belajar dan telaten, maka masa depan akan terlihat dengan cerah, saya yakin akan hal itu.