Istilah itu adalah istilah yang digunakan oleh orang barat dalam memberi gelar kepada seseorang yang tahu tentang banyak hal, tetapi di jaman ini biasanya orang orang semacam ini kurang bisa diterima di berbagai tempat di lingkungan industri, begitupun dikalangan masyarakat pada umumnya.
Bicara mengenai masyarakat, saya jadi teringat cerita yang saya dengar dari para senior bahwa di jaman dahulu (kira kira sekitar tahun 70 an) seorang sarjana alias S-1 sangat dihargai oleh masyarakat di lingkungannya. Seorang Sarjana diwajibkan oleh lingkungannya untuk menjadi manusia yang harus bisa atau terampil di segala bidang baik yang sesuai dengan jurusannya ataupun tidak, di masa itu memang seorang alumnus perguruan tinggi kira kira mendapatkan presure yang tidak sedikit datri lingkungan sekitar, tapi memang penghargaannya setimpal dengan presure yang diberikan.
Lalu kita leap through in the present atau kembali ke masa sekarang dimana sangat banyak para lulusan S-1 yang bertebaran di masyarakat secara umum dan kebanyakan dari mereka tidak dihargai seperti para pendahulunya dan kebanyakan para sarjana itu memang diarahkan untuk bekerja di kantoran, sehingga memang tepat bahwa para sarjana di jaman ini (abad 21 awal) memang harus mendapatkan pengetahuan secara khusus di bidang tertentu yang memang tujuannya adalah memenuhi dunia industri masa kini.
Kemudian cerita saya kerucutkan ke pengalaman pribadi sebagai seorang yang katanya sudah resmi menjadi alumnus perguruan tinggi tertentu disertai dengan sandangan gelar sarjana S-1 di bidang tertentu beberapa saat yang lalu. Memang pada masa perkuliahan saya tergolong orang yang haus akan kegiatan dan perkumpulan, sehingga saya ikut bermacam macam perkumpulan seperti yang sudah sedikit saya ceritakan di tulisan tulisan sebelumnya.
Ya memang itu sangat bagus kalo ditinjau dari bidang relationship, management leadership dan kemampuan kemampuan teknis lain yang menurut saya bisa sangat bermanfaat pada level tertentu serta membuat saya seperti sekarang ini termasuk nulis blog ini. Dilain sisi hal ini membuat saya lemah pada bidang teknis atau bisa dibilang hanya tahu yang dasar dasar saja atau setengah setengah, sehingga menurut saya sangat tidak layak jika kemampuan teknis ini saya ajukan sebagai senjata pada bidang industri.
Akhir kata ya mau tidak mau saya harus kembali ke dasar yaitu mengasah skill terlebih kedalam bidang yang sangat teknis sekali dari mulai dasar samapi ke tingkat menengah dan dilanjutkan ke tingkat mahir. Tapi singkat cerita beberapa hari yang lalu saya sharing dengan teman mengenai kegiatan pembelajaran yang saya lakukan dan intinya dia tidak setuju dengan pembelajaran yang saya lakukan dan saya beralih ke teman yang satunya lagi dan dia mengatakan hal yang menusuk hati saya bahwa "hanya orang yang tahu kapan dia mati yang boleh mengatakan apakah seseorang bisa berhenti belajar atau tidak ".
Kalo dipikir pikir juga ada benarnya tapi yang jelas sekarang saya tahu apa yang harus saya lakukan dan ya memang dari awal saya sudah tahu apa yang akan saya lakukan, dan sekarang saya juga tahu beberapa tipe orang dan beberapa jawaban atas suatu persoalan yang intiny saya harus tetap terus menyerap. Siapa tahu dari apa yang telah saya serap dapat saya jadikan tulisan dan juga siapa tahu blognya menjadi lebih ramai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar