Rabu, 03 Agustus 2016

Saya Yang Mati

Kehilangan seseorang memang bukanlah sesuatu yang sepele seperti membalikan telapak tangan, terlebih jika yang meninggalkan kita itu orang yang dekat dengan kita seperti ayah, ibu, terlebih kehilangan seorang anak. Saya sendiri masih bisa ngomong dengan lantang, dengan enak tentang bagaimana kehilangan seseorang karena memang saya berlum pernah merasa kehilangan, paling tidak keluarga dekat , ayah, ibu atau bahkan seorang anak, tetapi kalau teman pernah. 

Saya tidak pernah merasakan betapa beratnya ditinggal orang terdekat kita, ya kalau bicara tentang logika, terlebih bicara tentang soal iman maka menurut saya secara pribadi kematian bukanlah hal yang aneh, meskipun terkadang kematian sangatlah menjadi sebuah ketakutan yang paling mendalam terutama bagi diri saya pribadi, karena bagi saya bukan mati nya yang bermasalah, tetapi saya merasakan sesuatu yang lenyap, dari ada menjadi tiada, dari bernyawa menjadi tidak bernyawa, meskipun pada hakikatnya saya sangat percaya mengenai hal hal sesudah kematian dan percaya bahwa hidup tidak berhenti pada 60 tahun atau tua dan mati, tetapi ada hal hal dibaliknya yang jika kita ingin tahu maka harus mati terlebih dahulu, dan hal hal mengenai kematian dan kehidupan sesudah kematian, seakan akan menjadikan saya sebagai orang yang kuat dan tegar, meskipun jika maut menjemput, terlebih di sekitar saya, disekitar orang orang yang saya cintai belum tentu saya kuat untuk menanggungnya, atau bahkan bisa nangis, jungkir balik seperti anak kecil kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

Tentu saya menjadi hal yang aneh ketika kita bergembira disaat ada keluarga yang sedang sedih, karena memang tahu akan banyak hal itu akan membuat suatu ketimpangan jika tidak dibarengi dengan kebijaksanaan, dalam berbicara, menyampaikan pendapat atau apapun itu, karena kita tahu apa yang dia tidak tahu, atau justru malah menjadi orang yang sok tahu dan aneh.

Apapun itu, yang jelas perubahan selalu terjadi, baik dalam skala mikro ataupun makro, jasad maupun rohani, dan jangan sangkan saya yang menulis ini adalah saya yang kemarin, atau saya yang besok, dan juga saya yang ada di sebuah forum a bukanlah saya yang ada di forum b. karena terdapat banyak saya dan sesungguhnya saya bukanlah saya tapi hanya ada satu saya yang sejati, yaitu adalah saya yang kekal yang tidak ikut mati bersama tubuh saya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar