Jumat, 30 Desember 2016

Last Post Of The Year

Sudah lebih dari 3 bulan sejak tulisan terakhir di blog ini, selain karena memang sekarang sudah ada beberapa kerjaan dan ada kegiatan tambahan dalam beberapa komunitas baik itu komunitas yang berhubungan dengan pekerjaan, hobi maupun komunitas yang berhubungan dengan bidang yang saya lalui selama masa studi.

Untuk tahun tahun ke depan salah satu keinginan saya adalah untuk meneruskan studi baik itu via jarak jauh alias online atau berhijrah ke sebuah tempat / lokasi baru untuk merasakan suasana dan pengalaman baru tapi itu nanti 3 atau 4 tahun kemudian ketika sudah benar benar memiliki kondisi keadaan yang stabil (karena sekarang baru mulai stabil), itupun jika situasi dan kondisi memungkinkan.

Saya adalah salah satu orang yang percaya dengan jalan yang dituntun oleh tuhan entah lewat apapun itu medianya, oleh tanda di jalan, omongan dari seseorang atau berbagai media lainnya bahkan media yang katanya hoax di facebook akhir akhir ini. Karena beberapa hari yang lalu sempat terlintas di benak saya mengenai manajemen logika dan hati, dimana logika berdasarkan akal sebagai pemegang kemudinya, dan manajemen kelakuan berbasis hati adalah menggunakan iman sebagai pemegang kemudinya, lalu kemudian saya proyeksikan kepada kondisi lingkungan sekitar dan negara sekitar bahwa di negara ini banyak orang yang menjadikan iman sebagai pemegang kendali kelakuannya, oleh karena itu munculah perilaku nekat yang sekarang kata tersebut sudah identik dengan salah satu sopporter sepak bola tertentu.

Selain itu di tahun tahun berikut saya ingin menikmati proses kehidupan suka, duka yang pasti akan dialami oleh setiap mahluk yang tinggal di dunia ini, dan memang dunia adalah tempat untuk berjuang meskipun apa yang kita perjuangan kadang tidak terwujud dan kita anggap itu buruk bagi kita, padahal sesungguhnya itu baik bagi diri kita.

Dan memang menulis di blog seperti ini juga membutuhkan manajemen untuk menyisikan sebagian waktu untuk luang, karena memang menulis itu juga tidak gampang, terlebih kondisi yang saya hadapi sekarang sangat jauh berbeda daripada ketika masih sering lontang lantung gak jelas di gedung kampus dimana saya mendapatkan ijazah yang sampai sekarang masih bingung mau dipakai untuk apa yang akhirnya nanti bakal saya pakai untuk meneruskan masa studi.

Selain menulis blog di tempat ini saya juga punya rumah rumah kos lain untuk membahas mengenai acara acara gratis seperti biasanya, sampai dengan isu isu politik yang mungkin untuk menulis disitu saya harus mencari cari data dan referensi karena keseriusan itu dan tidak asal ketik seperti di tempat lain dan disini. dan sepertinya saya lupa kalau menulis itu ya memang bukan asal mengetik tok.

Itu saja tulisan kali ini, btw halaman UI alias interface atau tatap muka nya blogger sekarang agak berbeda, daripada beberapa bulan yang lalu atau malah beberapa tahun yang lalu, ya nggak papa, sing penting jangan sampai user merasa nggak enak saja lah, yo wes lek ngono, sampai jumpa di next post

Selasa, 13 September 2016

Budaya Instan

Menurut saya budaya instan itu bukanlah sebuah budaya, bamun hanya aebuah perilaku yang dibiasakan, sehingga lama kelamaan perilaku tersebut akan berlaku secara turun temurun dan menjadi sebuah budaya. Ibarat kotoran yang dicat dan dimodifikasi sedemikian rupa lalu kemudian dilabel sebagai sebuah emas, meskipun pada generasi pertama orang masih bisa membedakan mana kotoran dan mana emas, namun pada generasi berikutnya orang sudah tidak bisa membedakan mana kotoran dan mana emas.

Bangsa yang melahirkan negara ini sebenarnya, menurut saya bukanlah sekumpulan orang yang suka dengan yang instan, terlebih jika ditelusuri lebih lanjut banyak sekali terdapat peninggalan yang menurut saya diperlukan beratus ratus tahun untuk membuatnya, seperti borobudur misalnya, sistem pemerintahan majapahit dan seterusnya.

Dan ketika saya telusuri lebih lanjut, budaya instan ini timbul dikarenakan oleh manusia yang tidak berada di dalam garis keseimbangan di dalam keberlangsungan hidupnya, ia ingin mengikuti kondisi sosial dimana segalanya dapat diraih dalam waktu sekejap, misal ada iming iming investasi sekian dalam waktu beberapa hari dapat kembali sekian kali lipat. Yang jika dilihat dari kacamata setingkat lebih tinggi daripada manusia, akan terlihat manusia manusia instan tersebut yang hanya berjung kepada materialisme.

Pada akhirnya ketika sesuatu tersebut didapat ia tidak puas terhadapnya, kemudian dia akan mencari sesuatu yang lebih dan lebih lagi, bahkan kalau bisa dia akan mencoba untuk menguasai dunia. Ya memang kelihatan seperti kisah di film film kartun, akan tetapi bukanlah tidak mungkin hal ini akan terjadi, jika budaya instan ini dibiasakan.

Untuk itu saya sendiri mencoba untuk belajar untuk senantiasa menahan hawa nafsu terhadap hal hal yang sifatnya ingin segera dicapai. Dan saya mencoba untuk selalu belajar menikmati proses, proses susah senangnya bekerja, gampang sulitnya belajar, dan apapun itu yang dinamakan dengan proses.

Bukankah yang nikmat di dunia ini adalah proses, maka tuhan tidaklah menagih hasil dari setiap perbuatanmu, melainkan bagaimana proses ketika kami berbuat baik, proses ketika kamu berusaha sekuat tenaga untuk menghindari maksiat atau hal hal yang dilarang-Nya. Sedangkan di surga nanti kamu tidak akan bisa menikmati sebuah proses, karena segala sesuatu yang kamu inginkan akan terwujud dalam waktu sekejap, maka nikmatilah segala proses baik senang dan sesih, baik dan buruk apapun itu, sebagai tanda syukur karena kamu telah ada, kamu telah dilahirkan di dunia ini dengan segala proses yang menyertaimu.

Sabtu, 03 September 2016

Mozaik September

Musuh terbesar adalah diri sendiri, itulah kata kata mutiara atau bisa dibilang masalah dari semua orang, dan itu adalah salah satu topik yang selalu saya tulis belakangan ini, 2 - 3, 5 post atau bahkan lebih, yang isinya tentang pesimis, lalu optimis berulang alik diantara kedua titik tersebut, namun jika dipikir pikir antar kedua titik tersebut jika disatukan akan menjadi lingkaran, dan mungkin bukan hanya tentang optimis dan pesimis, baik buruk, senang sedih, mudah dan sulit, kesemua perasaan tersebut jika dihubungkan menjadi lingkaran akan menjadi sebuah siklus yang tidak ada habis, hampir mirip dengan siklus kehidupan kecil, muda, dewasa, tua dan tiada, yang diselingi dengan pertanyaan sosial yang timbul mengenai, pendidikan sampai dengan perjodohan yang kebanyakan hanya bersifat usil tanpa mau benar benar menolong jika ada yang membutuhkan.

Namun disini saya tidak akan bercerita tetanng kesedihan, namun naik satu tingkat sebagai observer dengan kelemahan tidak bisa main di pertandingan senang dan sedih, tapi tidak apa apa, toh nanti bisa turun menjadi sebuah player lagi, yang penting setelah naik menjadi observer apakah bertambah kuat atau tidak, bertambah dewasa atau tidak, bertambah kebal terhadap kondisi sekitar atau tidak. 

Sudah jelas jika menjadi observer anda tidak akan bermain seperti player, namun saat anda menjadi observer jangan hanya melihat dari satu sisi saja, coba pertimbangkan untuk melihat dari berbagai sisi, minimal dari beberapa sudut pandang, akan lebih baik jika variabelnya ditambah, dari sudut pandang ke jarak pandang, ke resolusi pandang sampai ke cara pandang yang akan menambah khasanah atau kemungkinan besar memnbuat anda menjadi bertambak kebal tidak gampang masuk angin oleh tiupan tiupan angin yang dilontarkan oleh player lain.

Akhirnya jika diangan angan tentang permisalan dari perilaku dan kejadian yang ada sehari hari di dalam kehidupan, seakan mirip dengan sebuah pemainan itu sendiri, dan para pemain yang bermain sangat bersungguh sungguh di dalam memainkan permainan ini. Seperti pada ummumnya permainan harus ada yang menang dan ada yang kalah, dan harus diingat status juara bukanlah hal yang mutlak, juara hanyalah sebuah seremonial yang semu, yang berlangsung hanya pada momentum tertentu namun tidak bisa dijadikan patokan mengenai keunggulan maupun prestasi dari seseorang.

Kembali lagi ke pemikiran dasar yang saya terapkan di dalam kehidupan saya bahwa yang terpenting bukan tentang menjadi juara atau bukan, tetapi selalu melakukan yang terbaik, melakukan suatu kebaikan dan jangan pernah berbuat tidak jujur, karena saya telah memutuskan untuk menjadi orang baik di dunia dan memang menjadi baik atau buruk adalah sebuah keputusan daripada manusia itu sendiri.

Kamis, 18 Agustus 2016

The Last of Us

Hal yang terakhir bisa menjadi sesuatu yang menggembirakan atau menyedihkan, namun biasanya saat kita bertemu dengan sesuatu hal yang terakhir itu adalah merupakan tanda bahwa terdapat perpisahan di dalamnya, juga mungkin merupakan sebuah tanda bahwa kita sudah beranjak ke fase selanjutnya apapun atau mungkin hal yang terakhir merupakan sebuah momentum dimana kita bisa merenungi dan mengangan angan apa saja yang telah kita perbuat disaat bersama atau mengalami sesuatu hal tersebut.

Memang sebenarnya jika berbicara tentang hal yang pertama atau hal yang terakhir, akan selalu terkait dengan perpindahan atau hijrah dalam bahasa arab, the last of us sendiri tidak bercerita mengenai perpisahan diantara kita yang biasa dijadikan judul lagu oleh band band terkenal ataupun sebuah judul film televisi bahkan memang judul ini bisa disebut terilhami oleh sebuah permain video game console ps 3, tapi sebenarnya di dalam setiap kehidupan ada masa dimana kita bertemu pun dimana kita berpisah, baik skala kecil maupun besar, bisa berupa materi atau non materi, contohnya bertemu dan berpisah dengan sebuah sepeda roda 3 ketika kita kecil, bertemu dan berpisah dengan sekolah ketika kita remaja (yang biasanya ditandai dengan ujian akhir sekolah), bertemu dan berpisah dengan universitas, seorang kawan, sanak keluaraga, orang tua, anak atau apapun itu.

Yang sebenarnya adanya perpisahan itu bermula dari sebuah perjumpaan, dan didalam perpisahan pula biasanya terdapat rasa sedih dan mengharukan tapi belum tentu juga, jika kita berpisah dari polisi yang tidak jadi menilang kita atau berpisah dari sebuah kerjaran polisi ketika kita sedang dikejar kejar karena melanggar sesuatu :). Namun sebenarnya dialektika antara perpisahan dan perjumpaan itu sebenarnya seperti sebuah life cycle atau putaran hidup, dan yang harus kita waspadai adalah menjaga perasaan terhadap sesuatu jangan sampai terlalu cinta pun jangan sampai terlalu benci terhadap sesuatu hal appun itu, meskipun ini agak sulit untuk diterapkan.

Dan perpisahan itu selalu ada diantara kita, bukan masalah mau tidak mau tetapi apakah siap atau tidak siap dan bagaimana cara kita mensikapi setiap perjumpaan atau perpisahan yang kita alami sehari hari, baik pertemuan dan perpisahan di dalam kemudahan maupun didalam kesulitan.

Rabu, 03 Agustus 2016

Saya Yang Mati

Kehilangan seseorang memang bukanlah sesuatu yang sepele seperti membalikan telapak tangan, terlebih jika yang meninggalkan kita itu orang yang dekat dengan kita seperti ayah, ibu, terlebih kehilangan seorang anak. Saya sendiri masih bisa ngomong dengan lantang, dengan enak tentang bagaimana kehilangan seseorang karena memang saya berlum pernah merasa kehilangan, paling tidak keluarga dekat , ayah, ibu atau bahkan seorang anak, tetapi kalau teman pernah. 

Saya tidak pernah merasakan betapa beratnya ditinggal orang terdekat kita, ya kalau bicara tentang logika, terlebih bicara tentang soal iman maka menurut saya secara pribadi kematian bukanlah hal yang aneh, meskipun terkadang kematian sangatlah menjadi sebuah ketakutan yang paling mendalam terutama bagi diri saya pribadi, karena bagi saya bukan mati nya yang bermasalah, tetapi saya merasakan sesuatu yang lenyap, dari ada menjadi tiada, dari bernyawa menjadi tidak bernyawa, meskipun pada hakikatnya saya sangat percaya mengenai hal hal sesudah kematian dan percaya bahwa hidup tidak berhenti pada 60 tahun atau tua dan mati, tetapi ada hal hal dibaliknya yang jika kita ingin tahu maka harus mati terlebih dahulu, dan hal hal mengenai kematian dan kehidupan sesudah kematian, seakan akan menjadikan saya sebagai orang yang kuat dan tegar, meskipun jika maut menjemput, terlebih di sekitar saya, disekitar orang orang yang saya cintai belum tentu saya kuat untuk menanggungnya, atau bahkan bisa nangis, jungkir balik seperti anak kecil kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

Tentu saya menjadi hal yang aneh ketika kita bergembira disaat ada keluarga yang sedang sedih, karena memang tahu akan banyak hal itu akan membuat suatu ketimpangan jika tidak dibarengi dengan kebijaksanaan, dalam berbicara, menyampaikan pendapat atau apapun itu, karena kita tahu apa yang dia tidak tahu, atau justru malah menjadi orang yang sok tahu dan aneh.

Apapun itu, yang jelas perubahan selalu terjadi, baik dalam skala mikro ataupun makro, jasad maupun rohani, dan jangan sangkan saya yang menulis ini adalah saya yang kemarin, atau saya yang besok, dan juga saya yang ada di sebuah forum a bukanlah saya yang ada di forum b. karena terdapat banyak saya dan sesungguhnya saya bukanlah saya tapi hanya ada satu saya yang sejati, yaitu adalah saya yang kekal yang tidak ikut mati bersama tubuh saya ini.

Minggu, 03 Juli 2016

Flash Back Ramadhan 1436 H 2015

Dengan nuansa yang sama seperti tahun tahun sebelumnya, namun kali ini saya merasakan ramadhan yang dapat menjadi momen yang sangat berpengaruh di dalam hidup saya, katakan momen pada saat satu tahun yang lalu itu tidak berhasil saya lalui dengan baik mungkin keadaan saya tidak seperti sekarang ini meskipun belum bisa saya mengatakan keadaan saya yang sekarang lebih baik dibanding tahun lalu, cuman ada beberapa perbedaan yang jelas, kalau tahun kemarin masih jelas mau mengerjakan apa, tahun ini belum jelas sedang mengerjakan apa, bukan berarti sesuatu yang buruk atau baik, tapi ini hanyalah sebuah proses yang (mungkin) harus saya lewati di dalam hidup saya sebuah alasan bagi orang yang kerjaannya gak jelas, ok lanjut.

Sebenarnya memang setiap ramadhan pada 3 - 4 tahun terakhir ini saya lalui dengan beberapa kejadian, perjalanan, momen dan adegan adegan tertentu yang bisa saja saya ceritakan di dalam sebuah tulisan yang panjang meskipun tidak semua ramadhan dapat saya ingat momen momen yang terjadi, biasanya peristiwa yang saya kategorikan bisa dibuat cerita itu hanya terjadi beberapa hari di bulan ramadhan seperti menginap di rumah teman, touring / perjalanan pasca lebaran ke beberapa daerah sambil silaturahmi yang kejadiannya hanya berkisar 1 - 2 minggu lah paling lama, tapi mungkin cerita tersebut akan coba saya ingat ingat kembali, saya akan gali kembali momen momen yang lalu di tulisan yang lain, karena memang ramadhan tahun 2015 ini sangat spesial bagi saya.

Bukan sebuah kejadian yang wah, bukan saya mendapat hadiah sepeda motor, musibah atau apapun, tapi hanya sebuah peristiwa kecil yang sebenanya bisa dibilang memalukan atau bisa dibilang membanggakan. Yaitu sebuah momen momen akhir akhir masa studi strata 1 yang saya tempuh mulai tahun 2008 (pada bulan ramadhan juga) dan akhirnya telah selesai pada bulan ramadhan 2015, 7 tahun bukan waktu yang sedikit banyak kisah, banyak cerita tapi yang saya ceritakan adalah momen akhir dimana saya dan beberapa teman lain (tidak saya sebut jumlah pastinya) sedang berusaha dan berjuang untuk keluar dari sebuah institusi yang sebenarnya sangat banyak cerita, alasan, hipokrisi, atau peristiwa apapun itu sehingga beberapa rekan rekan angkatan 2008 ini mengalami masa studi sedemikian panjangnya yang berakhir pada masa wisuda tanggal 8 agustus 2015.

Pada cerita ini semua yang saya tulis akan berupa cerita sebuah peristiwa yang diambil dari sudut pandang yang saya alami dan cerita tersebut sangatlah relatif sekali jika anda melihat dari beberapa sudut pandang yang dimiliki oleh rekan rekan saya dalam menyelesaikan masa studi yang berat ini.

Ceita akan saya mulai berlatar dari sebuah kondisi saya pribadi pra masa akhir pengerjaan skrisi itu yakni sekitar 6 bulan sebelum ramadhan (sekitar bulan januari - februari 2015) dimana saya mendapatkan sebuah tawaran dari seorang teman yang merupakan seorang teman juga yang bisa dibilang akrab karena pernah tergabung di dalam sebuah project event organizier tertentu dalam tanda petik dan tidak akrab karena sangat jarang kami bertemu wajah, hanya sms / whats apps itupun kalau ada perlunya :). Oke singkat cerita temannya teman saya ini si N menawari saya untuk mengerjakan sebuah sistem informasi berbasis php dan berframework codeigniter untuk sebuah sekolah S dalam waktu sekitar 5 bulan (6 bulan sekaligus persiapannya, ya 5 bulan lebih dikit 1 / 2 minggu lah) dan akhirnya saya mengerjakan proyek ini dengan status skripsi yang belum jelas. Kenapa saya mau mengerjakan proyek ini ?, karena saya secara pribadi pada saat itu sangat malas mengerjakan skripsi dan pengerjaan proyek ini memacu saya dalam keadaan terdesak untuk mengerjakan skripsi dalam waktu sekitar 3 - 4 bulan sebelum ramadhan (seingat saya bulan februari akhir dulu, kalau gak maret awal, saya tobat dan berpindah ke kantor nya dosen pembimbing saya hampir setiap sore setelah pulang dari smk S tadi sampai dengan magrib / isya, bisa dibilang sampai dengan dosen pembimbing saya pulang).

Tidak mudah memang mengerjakan 2 proyek sekaligus tapi untunglah saya dibantu oleh malaikat malaikat yang berwujud manusia maupun non manusia, dimana ketika mengerjakan proyek untuk smk S tadi saya merepotkan teman saya dengan menambah kelas ekstra di kosnya alias minta ajarin pemrograman codeigniter dan sepertinya teman saya ini sedikit kapok untuk bekerja sama dengan saya lagi karena tahu kemampuan saya, ha..ha..ha..., Kemudia malaikat yang kedua ini adalah teman saya lagi inisial G yang sangat sesuatu dan mungkin nanti kapan kapan saya pingin cerita teman G ini yang sepertinya dia membaca tulisan ini.

Berlanjut ke hari hari dan bulan bulan maret, april sampai bulan mei dimana deadline semakin berat dan pengerjaan skripsi dapat saya selesaikan karena memang saya niat dan saya cicil hari demi hari bulan demi bulan akhirnya selesai juga, bisa dikatakan sekitar 80 - 90 persen di bulan mei - juni, ya sudah agak lumanyan karena ada teman saya yang bekerja sangat keras untuk mengerjakan skripsinya karena pengerjaannya mendadak, tidak setiap yang mendadak itu enak, dan tidak setiap yang sudah dipersiapkan itu berjalan sesuai rencana

Beralih ke bulan juni dan juli dimana merupakan babak akhir dari klasemen kejuaraan skripsi di salah satu kampus negeri 'hijau' di kota malang, di bulan tersebut merupakan bulan bulan sibuk, bulan bulan bekerja tidak peduli bulan ramadhan atau bukan yang penting setiap hari pekerjaannya adalah begadang dan melihat jadwal di website informatika jurusan kampus saya karena setiap informasi dipajang disana semua sehingga otomatis trafficnya sangat tinggi dan sangatlah sayang jika tidak diberi iklan untuk pemasukan :P.

Mundur sedikit 1 bulan kebelakan sekitar bulan juni awal dimana status proyek saya sudah berakhir, ijo ijo sudah cair dan saya tidak paham bagaimana ceritanya pekerjaan saya ini seperti sudah teratur, ketika proyek sistem informasi sekolah S sudah selesai saya beralih ke proyek S juga yang waktunya full untuk mengerjakan skripsi ini, entahlah seperti sebuah irama dari sang pemberi irama, seolah olah eh kamu selelah mengerjakan ini, lanjutkan mengerjakan ini seakan akan kedua bagian tersebut tidak ada sangkut pautnya tanpa saling mengganggu satu sama lain meskipun dua hal ini tidak bisa dikatakan hal yang remeh, dan selain itu saya tidak bisa cerita mengenai apa yang saya kerjakan apalagi saya bekerja karena sedikit goib bagi saya jika ditanya teman lagi ada dimana, kemudian saya menjawab lagi bekerja / lagi di kantor, paling saya menjawab lagi keluar nanti baliknya sore, dan mungkin saya mengecewakan beberapa orang. entalah...., saya mohon maaf, sepurane yo rek...

Oke kembali ke bulan ramadhan (tenang cuman ada 1 -2 paragraf terakhir, trust me, tapi dowo ha..ha..ha..) dimana saya menyelesaikan final project / tugas akhir, karena saya lebih suka menyebut T.A atau tugas akhir (talangagung) daripada skripsi, oke.... kali ini ceritanya sedikit melebar, ketika bulan bulan terkahir itu kerjaan saya adalah silaturahmi dan saling tolong menolong terkait apa yang bisa saya tolong ya saya tolong, karena di tempat saya ada tempat cetak, akhirnya ada beberapa teman yang nyetak di tempat saya meskpipun secara legal saya tidak punya hak akan mesin cetak tersebut, tapi karena terpaksa mau gimana lagi.., di bulan ramadhan 1436 ini saya lihat anak anak  / teman teman, sangat sibuk mempersiapkan skripsi dan bulan ini memang benar benar bulan yang sangat panas, sangat padat, kami tidak tahu lagi sudah ramadhan hari ke berapa, kami tidak merasakan hausnya terik panas siang hari meskipun kadang harus keluyuran ke kampus, ke kotrakan teman teman dan kami juga jarang melakukan tarawih (yang penting puasanya tetap jalan), Dan hari hari itu berlalu sangatlah cepat serta penuh perasaan ndredheg / deg deg an, was was dan cemas, saya lihat teman saya G ini sangatlah sibuk di kosnya karena banyak teman yang minta bantuan ke G ini termasuk saya tapi khusus saya sudah privat dari jaman dahulu kala, jadi paling ya cuman mbetulin error di bagian mana karena aplikasi e-learningnya sudah jalan, disuruh dosen nambahin ini itu, kemudian saya lari ke tempat G besoknya seperti itu sampai finalnya adalah mengisi form pendaftaran skripsi. Jadi jadwal saya setelah konsul ke dosen dan disuruh custom aplikasinya oleh dosen saya, malamnya saya lanjut ke kosnya si G untuk konsultasi lagi, begitu dan seterusnya, jadi teman saya ini kayak dukun, pasiennya banyak :).

Singkat kata saya pun mendaftar, mendapat jadwal terakhir dan ujian skripsi, tapi tidak hanya itu, karena saya baru ingat di sela pendaftaran skripsi itu saya juga mendaftar ujian komprehensif karena belum ujian dikarenakan ada kesalahan yang saya lakukan, jadi dikala teman teman langsung mendaftar skripsi, saya mengikuti ujian kompre dahulu, kemudian ujian skripsi, yang saya takutkan adalah jika ujian komprenya gagal mungkin tanggal 8 agustus saya gak bisa foto bareng orang tua..., disaat ujian ini yang juga menjadikan rasa deg deg an, karena yang pasti ada revisi, dan mencari tanda tangan kesana kemari, harus minta surat keterangan ini dan itu sedangkan jadwalnya terlalu ketat untuk bersantai sehingga tidak ada seharipun waktu yang kosong pasca ujian skripsi itu,dan jadwal ujian saya adlaah beberapa minggu (kira kira 2 minggu) sebelum hari raya ditambah dengan revisi yang diperlukan dari dosen penguji, belm lagi tempat penjilidan yang sangat ramai dan persyaratan lain yang membuat deg deg an, saya rasa semua orang terutama yang 7 tahun merasakan hal yang sama apakah bisa wisuda tepat waktu atau tidak karena memang jadwalnya sangat padat, saya sendiri sampai merasa tertekan saat mengingatnya. Ya saya pikir cum itu yang dapat saya share tentang perjuangan skripsi yang saya alami, meskipun ada beberapa waktu tambahan sampai setelah hari raya yang juga ketat, h + 7 hari raya kampus sudah ramai, baik yang revisi, yang mengumpulkan jilidan skripsi dan persyaratan akademis lainnya, akhirnya hari kemenangan itu saya rasakan pada momen momen yudisium dan sesudahnya, dimana wisuda kami dilaksanakan 3 hari setelah yudisium, yudisium hari rabu dan wisudah hari sabtu. 

Ya sudahlah sampai disitu saja ceritanya, intinya seperti itu dari sudut pandang yang saya alami meskipun banyak yang tidak bisa saya ceritakan secara detail, seperti kesalahan saya sehingga ikut ujian kompre mendadak, cerita ruwetnya proses administrasi, dan masih banyak lagi sehingga suatu saat saya ingin bercerita kembali bersama rekan rekan perjuangan 7 tahun jurusan informatika ini, dan saya juga mencoba mengumpulkan dokumentasi dokumentasi dan tertawa tawa sendiri jika melihat foto tersebut, sekian.



Jumat, 10 Juni 2016

Sebelas Juni Dua Ribu Enam Belas

Ini adalah kegiatan yang bisa dikatakan sedikit iseng tapi tidak saya lakukan dengan iseng-iseng semata meskipun ada beberapa konten yang sebenarya hanya berasal dari keisengan semata. Beberapa bulan ini saya kurang 'mengurusi' blog ini bukan karena apa apa, tapi karena memang ada sedikit kesibukan lain berupa menulis konten di suatu situs tertentu yang tidak bisa saya sebut namanya, intinya tetang writing yang ternyata menulis artikel itu membutuhkan tenaga, dan untuk beralih ke ranah pribadi (nulis di blog) akan memerlukan tenaga ekstra yang pada intinya bukan hanya tenaga yang dibutuhkan, tetapi waktu, tenaga dan pikiran juga ikut terserap saat kita menuangkan sesuatu untuk disalurkan entah sebagai tulisan, karya seni, lukisan, pekerjaan atau hal hal lain meskipun tulisan atau karya anda tersebut berisi sesuatu hal yang kurang berguna atau yang sangat berguna sekalipun.

Ya postingan kali ini hanya sebatas kegiatan sehari hari dan belakangan ini yang telah dan (mungkin) akan terjadi dalam waktu ya... bisa dibilang hari... sampai dengan bulan, karena memang beberapa hari terkakhir ada beberapa target yang ingin saya capai meski saya sendiri masih bingung dengan syariat nya agar tujuan tersebut tercapai, ingin mencoba ikutan berpartisipasi dalam sebuah acara bertema IT yang diselenggarakan di kota malang dalam waktu 1 - 2 bulan kedepan yang tentunya saya mencoba melakukan hal yang ekstra, ya tidak tahu yang penting saya mencoba meskipun belum ketemu sampai hari ini, mengenai apa yang akan saya utak atik, karena memang tidak dicari.

Hal yang lain mungkin adalah soal ruangan dan suasana yang tentu dapat mendukung pekerjaan maupun otak otik kecil di kamar saya menjadi lebih intensif lagi sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang ekstensif. Iya... saya akui mengenai kekuarang rajinan tentang kebersihan di area privasi yang saya miliki, Dan memang sesuatu tidak pada tempatnya itu tidak enak, terutama sesuatu tersebut berupa materi yang padat sehingga harus segera dibereskan.

Akhirnya tanpa lebih lanjut beraih ke pembahasan yang tidak jelas di bulan ramadhan ini saya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin untuk semua saja yang telah terlibat di dalam kehidupan saya atas segala kesalahan yang mungkin saya lakukan baik sengaja ataupun tidak sengaja karena memang saya ini orang yang agak usil bahkan sampai kelewatan, kepada manusia, jin, kanjeng nabi, tanah, udara, kasur, dan segala sesuatu baik yang wujud maupun yang ghoib.

Kamis, 19 Mei 2016

Hari Jumat Untuk Bermuhasabah

Muhasabah ?, apa itu muhasabah, ma adra kama muhasabah, wa ma adra kama muhasabah, muhasabah berarti menghitung dari akar kata hisab, muhasabah bisa juga disebut behitung atau itung itungan dalam bahasa jawa, mengapa perlu menghitung perlu menghitung adalah ya untuk menghitung bukan untuk memasak, ya pokoknya begitu saja, lakukan saja gak usah kebanyakan tanya, kalau gak mau menghitung ya sudah gak usah dihitung gitu aja kok repot.
Okeh..., ini saya jarang nulis jadi ketika nulis disini kata kata yang terpendam di dalam otak seakan meluap luap tidak karuan dan malah menjadi sesuatu hal yang off the topic, salah satu yang akan saya bahasa adalah mengenai kata, arti kata, makna kata, baik secara bahasa indonesia atau transliterasi arab indonesia atau apapun itu, karena memang kita sudah tidak tahu bedanya insha allah, insya allah, asalamu'alaikum dan asalamu'alaykum.
Satu hal yang saya temukan beberapa hari kemarin adalah arti dari salah satu do'a yang biasa dicapkan oleh saudara-saudara muslim saya yang berbunyi rabbanaghfirlana waliwalidaiyya warhamhumma kama rabbayani shagira, yang diartikan sebagai wahai tuhanku ampunilah dosa kedua orang tuaku sebagaimana mereka menyayangi ku di waktu kecil, disini saya mengambil satu perbedaan kecul pada kata rabbayani yang diartikan menyayangi, kalau saya boleh mengartikan rabbayani berasal dari kata ra' dan ba' yang kalau to point menurut saya artinya mengasuh meskipun jika diterapkan intinya sama yaitu menyanyangi, ya memang mengasuh itu dengan menyayangi tapi memang pada kebanyakan orang di sekitar saya masih menyamakan hal hal detail seperti ini, yang memang beda dalam cakupan luas dan cakupan kedalaman antara menyayangi dan mengasuh, ya pokoknya begitulah kalau mau diteruskan nanti saya malah membahas kata dan tidak membahas muhasabah sama sekali.
Kembali ke muhasabah karena ini merupakan blog personal, jadi tidak dilarang untuk cerita sedikit pengalaman pengalaman personal yang saya lihat dari sudut pandang yang berbeda dari cerita cerita yang saya coba untuk diambil hikmahnya dari kejadian buruk ataupun kejadian baik.
Jadi dalam waktu satu minggu manusia diberi waktu dan hari yang sama yang sebenarnya tidak ada yang dinamakan waktu, hari dan minggu, bulan atau bahkan tahun karena itu cuman kesepakatan manusia, tapi karena sudah terlanjur ada ya sudah kita ikuti saja, nanti kapan kapan saya pingin nulis tentang satuan yang dinamakan waktu, sebenarnya waktu itu apa. Kembali selama seminggu tadi terdapat tujuh hari dalam satu periode dimana memang ada saat saat dimana kita harus pause sejenak dalam hidup untuk mencoba mereview apa yang telah kita kerjakan selama 6 hari kedepan, dan hari tersebut saya rasa sangat cocok dilakukan pada hari jumat entah kenapa tapi memang rasanya seperti itu.
Selama seminggu ini saya sendiri mencoba hidup lebih enak dalam tanda kutip dengan cara pulkam alias kembali ke tempat dimana saya dibesarkan, tentu saya di rumah orang tua, kalau kata orang di kampung halaman, meskipun saya juga tidak merantau atau pergi ke tempat yang jauh jauh amat, ya mungkin beberapa waktu lagi saya akan merantau untuk pergi ke tempat yang sedikit lebih jauh karena memang rasa rasanya perjalanan saya untuk mengarungi panggung selanjutnya  / "next stage" dalam kehidupan akan segera tiba, mengingat baanyak dari teman teman saya yang sudah berlayar dengan bahtera rumah tangganya masing masing yang menandakan usia sudah tidak muda lagi dan rasanya kok peristiwa tersebut sebentar lagi akan tiba pada saya yang mendapat giliran, kira kira satu tahun lagi, ya saya tidak tahu tuhan yang menentukan, yang saya lakukan hanya berusaha dengan tidak melanggar batas batas pagar yang entah memang sudah dari sananya atau pagar tersebut saya buat sendiri, ya yang jelas seperti itu, saya tidak tahu, ya saya pede saja, geer saja.
Untuk melangkah ke jenjang selanjutnya di dalam kehidupan tentu saja saya membawa bekal tersendiri baik skill teknis ataupun non teknis, yang sudah pernah saya ceritakan pada post post sebelumnya tentang kemampuan teknis yaitu lebih mengasah kembali dan belajar terkait hal teknis yang benar benar teknis seperti pemgrograman jaringan dan lain lain, terlebih pada pemrograman karena dalam banyangan saya bidang ini dan satu bahasa pemrograman tertentu berpeluang untuk bisa membuat saya bertahan ketika tidak tinggal bersama orang tua lagi nantinya.
Maka beberapa hari terakhir ini saya lumayan mendapatkan hasil dari apa yang saya pelajari meskipun sehari harinya kegiatan belajar saya itu sempat terkalahkan oleh hal hal lain yang tidak bisa disebutkan ya kegiatan sehari hari lah, seperti sibuk makan dan segala macam, memang untuk belajar itu dibutuhkan satu hal mendasar yang sangat kuat, motivasinya harus kuat tapi belajar apapun di bidang teknologi informasi itu keliahatannya sia sia karena perkembangan bidang ini yang begitu cepat sehingga untuk dapat bertahan pada bidang ini diperlukan belajar tanpa akhir yang rasanya tidak semudah yang diucapkan, saya tidak tahu sampai berapa lama saya berada di bidang ini, tapi tidak ada yang sia sia segala sesuatu yang telah kita lalui di kehidupan ini, yang penting asal tuhan tidak marah itu cukup.
sampai beberapa paragraf saya kira muhasabah kali ini saya akhiri sampai disini meskipun secara riil ada beberapa hal seperti rencana rencana dan planning planning yang saya tempuh yang tidak wajib saya lontarkan untuk selalu ditulis, kalau semua harus ditulis apa bedanya saya dan orang orang di sosial media itu, karena saya dulu sudah pernah berlaku seperti itu, hahaha,... akhir cerita saya mendapat satu kesadaran memang sebuah panjatan do'a yang kita panjatkan kepada tuhan akan terlaksana di waktu, momentum,peristiwa yang tepat sesuai dengan skenario yang tuhan berikan untuk kita bukan atas kemauan yang kita inginkan karena sesunggunya apa yang kita anggap baik belum tentu baik bagi kita begitupun sebaliknya.

-end -


Selasa, 19 April 2016

Jack Of All Trades

Istilah itu adalah istilah yang digunakan oleh orang barat dalam memberi gelar kepada seseorang yang tahu tentang banyak hal, tetapi di jaman ini biasanya orang orang semacam ini kurang bisa diterima di berbagai tempat di lingkungan industri, begitupun dikalangan masyarakat pada umumnya. 

Bicara mengenai masyarakat, saya jadi teringat cerita yang saya dengar dari para senior bahwa di jaman dahulu (kira kira sekitar tahun 70 an) seorang sarjana alias S-1 sangat dihargai oleh masyarakat di lingkungannya. Seorang Sarjana diwajibkan oleh lingkungannya untuk menjadi manusia yang harus bisa atau terampil di segala bidang baik yang sesuai dengan jurusannya ataupun tidak, di masa itu memang seorang alumnus perguruan tinggi kira kira mendapatkan presure yang tidak sedikit datri lingkungan sekitar, tapi memang penghargaannya setimpal dengan presure yang diberikan.

Lalu kita leap through in the present atau kembali ke masa sekarang dimana sangat banyak para lulusan S-1 yang bertebaran di masyarakat secara umum dan kebanyakan dari mereka tidak dihargai seperti para pendahulunya dan kebanyakan para sarjana itu memang diarahkan untuk bekerja di kantoran, sehingga memang tepat bahwa para sarjana di jaman ini (abad 21 awal) memang harus mendapatkan pengetahuan secara khusus di bidang tertentu yang memang tujuannya adalah memenuhi dunia industri masa kini.

Kemudian cerita saya kerucutkan ke pengalaman pribadi sebagai seorang yang katanya sudah resmi menjadi alumnus perguruan tinggi tertentu disertai dengan sandangan gelar sarjana S-1 di bidang tertentu beberapa saat yang lalu. Memang pada masa perkuliahan saya tergolong orang yang haus akan kegiatan dan perkumpulan, sehingga saya ikut bermacam macam perkumpulan seperti yang sudah sedikit saya ceritakan di tulisan tulisan sebelumnya.

Ya memang itu sangat bagus kalo ditinjau dari bidang relationship, management leadership dan kemampuan kemampuan teknis lain yang menurut saya bisa sangat bermanfaat pada level tertentu serta membuat saya seperti sekarang ini termasuk nulis blog ini. Dilain sisi hal ini membuat saya lemah pada bidang teknis atau bisa dibilang hanya tahu yang dasar dasar saja atau setengah setengah, sehingga menurut saya sangat tidak layak jika kemampuan teknis ini saya ajukan sebagai senjata pada bidang industri.

Akhir kata ya mau tidak mau saya harus kembali ke dasar yaitu mengasah skill terlebih kedalam bidang yang sangat teknis sekali dari mulai dasar samapi ke tingkat menengah dan dilanjutkan ke tingkat mahir. Tapi singkat cerita beberapa hari yang lalu saya sharing dengan teman mengenai kegiatan pembelajaran yang saya lakukan dan intinya dia tidak setuju dengan pembelajaran yang saya lakukan dan saya beralih ke teman yang satunya lagi dan dia mengatakan hal yang menusuk hati saya bahwa "hanya orang yang tahu kapan dia mati yang boleh mengatakan apakah seseorang bisa berhenti belajar atau tidak ".

Kalo dipikir pikir juga ada benarnya tapi yang jelas sekarang saya tahu apa yang harus saya lakukan dan ya memang dari awal saya sudah tahu apa yang akan saya lakukan, dan sekarang saya juga tahu beberapa tipe orang dan beberapa jawaban atas suatu persoalan yang intiny saya harus tetap terus menyerap. Siapa tahu dari apa yang telah saya serap dapat saya jadikan tulisan dan juga siapa tahu blognya menjadi lebih ramai.

Jumat, 15 April 2016

Nulis Atau Publish Blog

Kebiasaan menulis memang harus terus dilatih, ya dengam cara menulis, bisa tidak bisa, mau tidak mau suka tidak suka maka lama kelamaan kebiasaan tersebut akan menjadi sesuatu yang membikin candu atau semacam zat adiktif tertentu sehingga tidak enak rasanya jika tidak mempublish tulisan, meskipun belum tentu ada yang menyukai tulisan tersebut, dan notabene saya menulis bukan untuk disukai atau tidak, saya menulis untuk menulis, untuk melampiaskan energi energi negatif menjadi sebuah energi tertentu yang akan bersifat lebih baik ketimbang digunakan untuk mrnonjok muka orang.

Sebenarnya ada beberapa hal yang sekian hari ini saya coba untuk ijthihad i atau kalau kata orang awam biasa disebut penenungan, ya tentunya masalah kehidupan untuk apa ini dan itu yang juga belum tentu berguna bagi siapapun, jadi sebelum eneg atau jenuh lebih baik tutup saja tab ini dan buang jauh jauh tulisan ini dari hati dan pikiran anda.

Satu lagi yang bisa membuat saya mempublish tulisan, yaitu terkait soal kondisi hati dan jiwa, yang kemudian akan saya coba untuk diselaraskan oleh alunan lagu yang merdu yang kebanyakan notasinya diwujudkan oleh lantunan piano dan juga alunan biola seperti ada suara lebut-lembutnya gitu.

Ya sudahlah kalau gitu nanti saya akan coba ketik-ketik di kertas pencatat digital saya dan akan saya suguhkan pada publishan-publishan berikutnya entah dirumah yang ini atau saya pajang di rumah sebelah, karena saya merasa dapat memiliki segala sesuatu hal di dunia maya, meski sesegera mungkin juga harus terbangun untuk tidak terlena dan secepat mungkin kembali ke dunia nyata.

Minggu, 03 April 2016

Recent "25/6" Activity

Kali ini ceritanya tentang kegiatan sehari hari yang saya lakukan yang sebenarnya kurang begitu penting sebagai new post+. Pola pola kebiasaan yang saya lakukan juga merupakan sesuatu hal yang cenderung sudah lama dibiasakan untuk dilakukan secara terus menerus meski tidak menutup kemungkinan akan timbul perilaku yang bersifat dinamis meskipun terlihat statis. Sebagai contoh adalah kebiasaan saya yang tidur terlalu larut malam malah sampai pagi yang sebenarnya jarang saya lakukan pada 5 - 7 tahun kebelakang namun sekarang muncul sebagai sebuah pola perilaku yang baru dan kadang saya addicted akan hal itu terlepas dari baik atau buruknya begadang yang sebenarnya bukan begadang tetapi mengganti jam tidur alias mengikuti program ngelowo (menjadi kelelawar).

Yang ternyata program ngelowo bukanlah hal yang tabu untuk dilakukan oleh seseorang yang beranjak dari masa remaja menuju masa dewasa, bukan untuk dihindari tetapi ada untuk dikendalikan kapan saat begadang kapan saat tidur awal dan kapan saat tidur normal. Meskipun lebih baik tidur lebih awal menurut anjuran kesehatan yang saya dapatkan. Salah satu kegiatan yang mulai saya jalankan lagi adalah sedikit berolahraga yang notabene sempat rutin saya lakukan 1 tahun yang lalu belum lagi kegiatan lain yang saya lakukan seperti mengikuti olahraga tertentu yang sangat sedikit orang yang tahu akan olahraga khusus yang saya lakukan, mungkin teman teman saya akan sedikit kaget jika saya membuka "kartu" itu tapi itu kapan kapan saja lah.

Disamping itu sebagai lulusan atau sarjana di bidang komputer alias teknik informatika yang saya selesaikan dengan sedikit terlambat karena beberapa hal, membuat saya ingin meneruskan kemampuan saya dari level dasar - menengah ke level menengah - mahir karena memang bidang tersebut yang saya pilih dan akhirnya dikabulkan oleh tuhan disamping saya sangat tertarik kepada bidang yang satu ini, tentu dengan beberapa spesialisasi khusus di salah satu bidang yang dijangkau oleh ranah teknologi dan komunikasi tersebut.

Mengatasi gagal fokus di satu bidang tertentu terutama pada bidang programming membuat diri menjadi sedikit merasa bersalah karena memang pada waktu masa studi saya kurang fokus di dalam mengikuti jalur industri terutama di dalam lapangan pekerjaan karena terlalu banyaknya kegiatan kegiatan yang saya ikuti yang berazas sosialisme sehingga membuat saya memiliki sedikit kemampuan di bidang lain yang tidak bisa saya katakan tidak berguna namun iya untuk masa awal karir jika mengikuti garis linier dari alur pencari kerja secara umum yaitu kuliah - bekerja pada level fresh graduate. Sehingga saya harus mengambil jalur lain yang sebenarnya hampir mirip dengan jalur para pencari kerja pada umumnya yaitu melamar sana sini tetapi ada jalur yang benar benar private bagi para pekerja di bidang ini yang merupakan kunci utama bagi para pelakunya yaitu skill bukan ijazah.

Mungkin perihal skill sudah menjadi rahasia umum bagi para pelaku industri ini dan notabene untuk masalah skill ini adalah satu hal yang harus diasah terus menerus terlebih dengan adanya perkembangan teknologi teknologi baru yang mau tidak mau harus diikuti oleh para pelaku industi ini
sehingga timbul suatu istilah yaitu belajar tiada henti, bagi para pelaku industri teknologi informasi ini. Dan salah satu halangan untuk belajar yaitu adalah diri sendiri alias rasa malas yang harus diperangi sepanjang waktu.

Entahlah, tapi banyak sekali paradoks yang saya alami, yang kemudian saya coba untuk tata kembali kehidupan yang bagi saya kurang begitu tertata karena sementara saya harus berada di rumah untuk senantiasa belajar pemrograman meskipun sebenarnya sangat malas untuk saya lakukan, tetapi mau tidak mau ya harus saya lakukan untuk mencari sesuap nasi yang kata orang will code for food ,meskipun secara pribadi saya menanamkan dan mewajibkan diri sendiri untuk membangun aset di kemudian hari, mungkin hari hari sulit harus saya jalani, ibarat tembok harus saya tabrak dengan kencang agar dapat jebol kemudian menampilakn sebuah hidden paradise di depan mata.

Akhirnya saya harus hidup mandiri terlebih karena waktu juga tetap berputar, usia makin bertambah, semakin keras pada diri sendiri maka dunia / hidup akan semakin mudah, semangat untuk belajar dan telaten, maka masa depan akan terlihat dengan cerah, saya yakin akan hal itu.

Selasa, 29 Maret 2016

Arus Keterasingan

Bagi saya terasing bukanlah hal yang asing, karena terkadang saya juga menjalani hidup yang saya kategorikan sebagai terasing. Entah mulai kapan hal ini saya awali, mulai smp atau sma atau mungkin sudah sangat lama sekali bahkan ketika dalam masa kanak kanak saya tidak tahu. Kehidupan yang serba mandiri atau mungkin bisa saya katakan di dalam kesendirian sudah biasa saya jalani. Mungkin karena saya dibesarkan dari keluarga biasa serta dilengkapi oleh tidak adanya saudara kandung yang menjadikan saya terbiasa di dalam kesendirian, meskipun saya tidak bisa katakan bahwa saya tidak memiliki saudara sepupu, justru banyak sekali, tetapi memang ada rasa yang berbeda yang saya alami, meskipun saya juga tidak bisa bilang saya hidup mandiri ketika bersama dengan kedua orang tua.

Kemudian saya tarik ke garis kehidupan sosial pada masa ini, yaitu ketika media sosial berseliweran di dunia maya maupun juga menjadi bahan pembicaraan di dunia nyata mulai dari media untuk chatting, media untuk sharing foto, media untuk sharing status sampai media untuk sharing video yang katanya semua itu untuk membentuk sebuah personal branding yang saya tidak peduli oleh itu semua dan mungkin dapat dianggap gila bagi orang orang berada di dalam lingkaran media tersebut, ya monggo saja, mau gila mau alien semau-mau mu.

Keterbalikan dari perilaku keterasingan yang biasa saya jalani saya justru senang berkomunitas dan suka untuk bertemu dengan orang orang dalam berdiskusi sampai dengan bernggedabrus, di kota malang ini saya sudah lama ikut nimbrung dengan komunitas blogger kota malang alias bloggerngalam yang saat ini sedang mengalami reorganisasi dan regenerasi dalam komunitasnya dengan secara giat mengadakan kopdar alias meetup di beberapa lokasi random di kota malang.

Meski ketika berada ki kalangan sosialita atau kaum ningrat sekalipun terkadang saya tetap membawa sedikit perilaku untuk terasing dari media media sosial secara general seperti path, instagram sampai flock atau apalah itu yang awalnya saya pikir merupakan sebuah platform browser sejenis mozila firefox atau sebangsanya.

Saya pikir cukuplah dengan sebuah tulisan yang saya terbitkan ataupun tidak saya terbitkan dan saya simpan di media pribadi saya, tidak perlu saya sharing foto atau bahkan membuat video pribadi, tetapi untuk sekarang dan kedepannya saya mulai berpikir untuk menghindar dari dunia maya, lalu kemudian mencoba mendito dengan menyepi untuk tetap belajar segala ciptaan tuhan yang maha kuasa. Bahkan saya sempat punya cita cita untuk menutup akun facebook dan segala macam media lain seperti twitter sampai google plus ketika nanti saya sudah berkeluarga.

Entalah tapi yang jelas inilah jalan yang saya pilih diluar dari keglamoran dunia dan kegemerlapan dunia selebritis seleb atau apalah itu. Jalan sunyi yang saya pilih akan mengakibatkan resiko resiko yang saya siap untuk menerimanya di dalam keterasingan dunia yang sebenarnya hanya saya letakkan di dalam genggam tanpa perlu merasuk di dalam pikiran dan hati.

Rabu, 23 Maret 2016

Menemukan kenikmatan diluar kertas tukar

Selama ini kita diberi mozaik tentang kenimkatan yang berasal hanya dari sejumlah kertas berwarna. Dalam hal ini dalam kondisi sosial masyrakat terdapat kepercayaan bahwa yang memiliki harta banyak maka hidupnya akan nikmat sedangkan yang tidak punya harta hidupnya menderita. Sampai pada tingkat keuniversalan daripada pandangan tersebut, sebagaimana jika menyantap hidangan ini itu akan terasa wah, di bidang pariwisata dengan pergi ke berbagai macam lokasi dan tempat dan bebagai macam hal lainnya.

Namun saya sendiri sepertinya merasa bahwa hidup tidak seperti itu, bahwa memiliki harta banyak membawa kenikmatan itu benar, akan tetapi banyak kenikmatan lain yang tersembunyi dan saya mencoba untuk terus menggalinya sampai ke detail detail akan segala sesuatu, saya coba gali terus kenikmatan yang tersembunyi di dalamnya di dalam sebuah peristiwa yang dikata orang tidak wajar, seperti kenikmatan dalam kelaparan sampai kenikmatan dalam diputus pacar misalnya, eh tapi yang terakhir sepertinya tidak. 

Karena salah satu kehebatan dari bangsa dimana saya dilahirkan adalah menemukan kekuatan yang bersifat internal juga berasal dari mental, maka akan coba saya latih terus kedua potensi itu selama mungkin dan sebisa mungkin saya melakukannya.

Rabu, 16 Maret 2016

Menjadi Orang Biasa

Bukan bermaksud untuk sombong, tapi congkak hahaha....

Eh, maaf saya kesusupan, jadi saya ingin edikit cerita ketika itu negara api menyerang, eh gak, ketika itu jaman masih kuliah, ikut berbagai kegiatan dan bertambah semester sehingga diameter tinggi dan luas kepala bertambah sehingga orang menyebut besar kepala.

Ketika itu masih menjadi orang penting, ketika itu masih dibutuhkan di beberapa tempat, dan ketika itu juga masih dikenal dimana-mana, dan juga masih pintar, ya sempat sih merasa mirip artis sampai pada puncak keterkenalan dan akhirnya saya mengalam perputaran roda yang mungkin sekarang ini sedang ada pada derajat mendekati 180 derajat dan sedang tidak tahu apakah rodanya ban nya bocor atau gimana.

Disamping itu semua ada beberapa hal yang saya rasa juga mengena di hati, ya itu lah selama masa smp - sma hanya ada beberapa orang terdekat yang tingkat pengetahuan antar satu dan yang lainnya saya katakan mencapai batas tertinggi di yaitu di level 80 % kami saling mengenal. Saya kategorikan pengetahuan mengenai diri saya mulai 50 - 90 % dimana kategori 50 - 60 % yang saling mengenal ada banyak sekali, di kategori 60 - 70 % yang mengenal diri saya saya kategorikan teman biasa, kemudian di angka 70 - 80 % ini merupakan teman dekat dan ini hanya beberapa yang tahu persis akan diri saya dan hanya beberapa orang yang tahu, lanjut ke level 80 - 90 % ini adalah bojo (bakale rek !) dan terakhir yang 100 % tahu diri saya adalah tuhan.

Akhirnya sekarang, kembali ke bab roda, ada waktunya di atas, ada waktunya di bawah ada waktunya muter dan ada waktunya rodanya bocor dan diam, bahwa itu baik dan buruk itu sesuatu yang sangat sulit untuk diidentifikasi tetapi yang jelas selalu ada pelajaran di setiap kejadian, dan sangat banyak ilmu yang di dapat jika anda mau mencari ilmu dari suatu kejadian tersebut.

Terakhir, sekarang sudah tidak seperti dulu, banyak hal hal yang terkadang saya sudah tidak bisa atasi seperti dahulu, juga karena tantangan zaman seperti pada buku megatrend 2000 dan terlebih generasi yang berbeda membuat jarak semakin lebar.

Terakhir lagi, sebagai orang biasa saya mungkin membayangkan seorang superhero yang kehilangan kekuatan, akan tetapi kekuatan terbesar memang bukan berasal dari yang lain lain, melainkan dari diri sendiri yang dipinjamkan oleh tuhan yang diberi nama sulthon.

Terakhir yang paling akhir, hidup masih panjang, masih banyak yang bisa dilakukan dan masih banyak, saya sedang membuka gerbang dan terus belajar kepada universitas yang paling universe yang kesemuanya saling bersifat komprehensif dan terkait antar satu dan yang lain, tidak lebih hanya untuk bersaksi bahwa manusia hanyalah sebuah debu di atas padang pasir di dalam keleluasaan dunia, bintang, planet dan galaksi yang sungguh tidak akan pernah bisa terjangkau ke maha luasan nya ke maha megahannya, dan tugasnya hanya saling berbuat baik antar debu yang akan hiang terkena ombah yang menggulung di pantai menuju lautan lepas sampai ke samudra. 

Minggu, 13 Maret 2016

Ajaran Buah Mangga

Judul ini terinspirasi dari judul yang serupa yaitu ajaran kulit mangga, bukan untuk menandingi, tapi sekedar menanggapi dan merespon dari tulisan yang serupa dan juga untuk menaikkan traffic blog mendalami teori yang ada. Bagi yang mengikuti tulisan tulisan saya sebelumnya mungkin ini salah satu sedikit membuka kartu tentang apa-apa yang saya alami kemarin, pembelajaran universitas dan kegiatan pasca kesarjanaan dan bagi yang sudah terlibat di gelombang yang mungkin sama dari gelombang yang saya ikuti, mungkin akan langsung paham apa yang saya tulis pada tulisan-tulisan sebelumnuya.

Pengajaran Buah Mangga berarti salah satu metode yang tidak hanya memberikan barang jadi kepada peserta didik/ajar tetapi akan membiarkan para peserta untuk bereksplorasi dan berkreasi sesuai dengan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh para peserta, jadi bahan pelajarannya tidak selalu ilmu eksak, bahkan yang diberikan terkadang juga bersifat kulit mangga yang harus dikupas terlebih dahulu, bahkan isi mangga alias pelog (bahasa jawa) yang harus ditanam dahulu dan menunggu sampai pohonnya tumbuh dan berbuah.

Dari beberapa kejadian yang terjadi di sekitar wilayah saya berada, saya memang mengalami beberapa kejadian pelajaran yang bersifat buah,kulit, bahkan pelog. Yang berarti sesuatu hal baik ini dan itu, di dalam kehidupan dapat diketahui dengan cepat ataupun lambat, dan terkadang jawaban dari permasalahan tersebut muncul dari tempat yang tidak diduga duga di tempat yang terlihat sepele.

Dan akhirnya saya kembali ke satu kata bijak yaitu menuntut ilmu sampai ke liang lahat, bahkan tuntutlah ilmu walau bersama (dengan) cina bukan sampai ke negeri lo ya, ingat. Disamping kita juga harus bisa membedakan mana yang namanya ilmu dan mana yang namanya pengetahuan. Pengetahuan adalah perihal jenis jenis buah mangga sedangkan ilmu adalah bagaimana cara menanam mangga sampai bagaimana agar mangga tersebut bisa sampai ke potensi terbesarnya dalam masa bertumbuh agar mendapatkan buah yang melezatkan.

Meskipun begitu saya diajarkan dan mengambil pelajaran dari satu point yang saya masukan hati dan pikiran saya bahwa, meskipun besok, atau bahkan nanti hari sudah berakhir yang kita bisa lakukan adalah tetap dan terus menanam sebanyak banyaknya tanpa kita bisa memastikan apa yang kita tanam berbuah atau tidak, itu urusan tuhan.


Senin, 29 Februari 2016

Refleksi Akhir Februari 2016

Perjumpaan di awal tahun 2016 sudah memasuki akhir dari bulan kedua yang merupakan bulan dengan tambahan waktu satu hari di dalam tahun kabisat gampangnya adalah tahun yang nilainya habis dibagi 4. Memang kalau dibilang tidak terasa ya memang tidak terasa mulai dari tahun, bulan, minggu sampai hari, ya.. bagi saya salah satu cara untuk mengurangi kata "tidak terasa" adalah membuat tanda pada hari tertentu, salah satunya dengan media blog ini.

Untuk bulan ini dan seterusnya, saya mencoba untuk mengasah kembali kemampuan saya dalam menulis kode dan selama satu bulan ini yang paling berkesan bagi saya adalah melakukan sesuatu hal dengan setengah-setengah, ya... itulah salah satu masalah yang saya alami mulai kuliah. Belajar pemograman setengah-setengah, belajar jaringan setengah-setengah, belajar linux setengah-setengah.

Akan tetapi masih ada waktu untuk berjuang, masih ada kesempatan untuk bertahan untuk menjadi lebih baik. Saya pikir beberapa bulan belakangan ini banyak sekali kejadian yang saya alami disiplin ilmu yang saya kuasai tentunya, dan saya pikir bebrapa hari dan beberapa minggu ini adalah waktu untuk lebih mematangkan diri.

Tidak lain karena manusia mempunyai kewenangan sekian persen untuk menakdirkan dirinya sendiri, selain itu juga manusia didesain untuk mengalami berbagai macam kemungkinkan, untuk itu yang bisa saya lakukan adalah selalu bejuang meksipun ditengah jalan banyak lobang atau bahkan saya sendiri yang membuat lobang itu dan saya juga yang menjatuhkan diri ke lobang tersebut

Rabu, 17 Februari 2016

Seputar makanan dan kuliner

Agak sedikit sulit jika membahas mengenai yang satu ini, karena secara praktek saya sangat berpengalaman dengan hal ini, bahkan terdapat beberapa kejadian yang kadang saya bisa katakan tidak biasa didalam perjalanan hidup yang saya alami.

Sebagai seseorang dengan status keluarga yang tergolong cukup, saya tergolong orang yang tidak memiliki kesulitan di dalam bidang konsumsi dan malah justru membuat masalah sendiri pada hal yang satu itu.

Seringkali di dalam departemen perbadokan ini, secara pribadi, saya mengalami sedikit mis-manajemen baik di masa lalu dan masa kini, yang saya coba untuk terus memperbaiki diri meskipun untuk itu membutuhkan perubahan kebiasaan yang tidak mudah untuk dilakukan.

Banyak yang menganjurkan saya untuk puasa baik itu puasa harian maupun mingguan, tapi puasa saja tidak cukup kalau itu hanya untuk memindah jam makan. Kuncinya adalah pemaknaan kembali konsep puasa, konsep puasa adalah menahan diri untuk tidak melampiaskan, yang seringkali konsep ini disalah artikan sebagai pembalasan dendam pada waktu buka puasa, dimana saya sendiri sangat sering melakukannya.

Berpindah ke konsep makanan, yaitu makanan adalah sumber kesehatan dan diperlukan sekitar 20 - 30 menit sebelum perut benar benar merasa kenyang, sehingga makan dengan kecepatan menengah - tinggi itu sangat tidak dianjurkan. Saya jadi teringat jaman pramuka dimana di salah satu acara kemah diharuskan untuk makan dengan kecepatan tinggi dan akan dihukum jika makanan tidak habis pada waktunya. Ya, itu mungkin salah satu latihan yang sukses saya terapkan di saat praktek setiap hari, dan menjadi kebiasaan sampai sekarang, ini mungkin yang perlu untuk diubah.

Saya juga pernah mendengar teori kesehatan yaitu makanlah karena lapar, tidak karena ingin, dan mengalami rasa lapar itu baik, asal jangan sampai kelaparan. Dan merupakan sesuatu yang amat sulit untuk mengendalikan nafsu dimana anda kelaparan tetapi di depan tersedia makanan yang banyak.

Tidak mudah memang melakukan semua yang sudah saya konsepkan, tetapi memang disitulah letak perjuangan manusia, yaitu untuk tetap berjuang menuju jalan yang lurus meskipun terkadang manusia sendiri yang memperosokkan diri jatuh ke lubang yang juga dia gali sendiri

Minggu, 07 Februari 2016

Seperangkat Masalah Untuk Setiap Orang

Terlalu banyak informasi yang mencoba untuk menguasai alam pikiran diri saya, itulah salah satu alasan mengapa saya memilih judul diatas. Ketika saya menulis kadang ditemukan isi dari tulisan dulu, setelah itu pusing menentukan judul, atau menuat kerangka dahulu pada setiap paragraf, atau disuatu tulisan saya membuat judul dulu lalu bingung apa yang mau ditulis atau justru saya tidak menerbitkan tulisan sama sekali.

Entah penting tidak penting, menghasilkan atau tidak, enak dibaca atau tidak menulis adalah menulis bukan menulis supaya dapat uang, menulis supaya dapat teman tapi sesekali coba nikmati prosesnya, karena terkadang rasa syukur kepada tuhan itu munculnya bisa tiba tiba atau justru kita berkhianat kepada segala sesuatu yang tuhan pinjamkan kepada kita.
"Setiap orang telah disiapkan dengan seperangkat masalah serta situasi situasi yang dihadapi, yang perlu dilakukan adalah kita belajar pada apapun saja baik penjahit maupun penjahat "
Bukan maksud saya untuk menyepelekan suatu profesi tapi memang kadang begitulah seni dalam berbahasa menurut teori saya sendiri.

Ada istilah peribahasa jawa yang saya masih ingat yaitu kebo nusu gudel atau kebo menyusu anak kebo yang berarti orang tua yang minta makan kepada anaknya sendiri. Banyak sekali tafsirnya tapi di jaman sekarang ini secara halus saya berpendapat bahwa kebo nusu gudel itu mungkin perlu. Atau bisa kita ganti bahasanya kebo diskusi karo gudel. Ya intinya bukan meminta makan tetapi diskusi dan berbagi pengetahuan dan ilmu, karena jaman sudah berubah.

Sulit untuk diterima memang, ya memang tugas orang tua untuk menyuruh anak dan memang orang tua memiliki hak sekian persen untuk mengatur anak dan sepertinya topik kebo nusu gudel akan menjadi sebuah bahan tulisan yang menarik.

Kembali ke judul jika ditarik ke sudut pandang yang lebih luas tidak hanya masalah dan situasi yang sudah dipersiapkan tapi kembali ke ilmu dasar kehidupan adalah setiap orang diciptakan berbeda, bahkan kembar sekalipun. Maha besar tuhan dengan segala kekuasaannya untuk menciptakan segala sesuatu yang tidak ada kesia-siaan sama sekali. Maka tugas manusia adalah untuk saling berkenalan satu sama lain, saling berbuat baik satu sama lain bahkan antar orang tua dan anak.


Minggu, 31 Januari 2016

Tipe Penunda Pekerjaan

Kata ahli psikologi ada banyak macam kepribadian di dunia ini, ada yang model 4 kepribadian sanguin, melankol, ada yang memakai parameter golongan darah, sedangkan di jawa memakai tanggal lahir dan beberapa hitungan tersendiri. Selain itu saya pernah mendapatkan informasi mengenai tipe yang lain yaitu tipe orang yang menunda pekerjaan.

Brief intronya dikatakan bahwa memang ada tipe orang yang biasanya menunda pekerjaannya bukan karena iseng tapi memang hobinya seperti itu, dan mungkin saya adalah satu orang yang masuk dalam kategori tersebut.

Bagi saya secara pribadi bukannya pekerjaan tersebut tidak penting melainkan salah satu alasan menunda pekerjaan adalah bagaimana melawan diri sendiri, dan memang bukan pekerjaan namanya kalau itu tidak penting tapi iseng.

Solusinya adalah ?.... , konsisten ! orang islam biasanya menyebut istiqomah orang jawa menyebut telaten, bukan hal yang mudah memang karena memang bagi saya dibutuhkan alasan yang kuat untuk mengerjakan suatu hal, dengan kata lain adalah deadline.

Entahlah.. saya tidak tahu pasti apakah ada tipe kepribadian yang semacam ini, karena tidak bisa dipungkiri terlalu banyak kombinasi kombinasi puzzle yang ada di dunia ini dan manusia hanya bisa menafsirkan semampu dia, salah satunya dengan membuat yang begini ini.

Yang jelas setiap kepribadian hadir untuk saling melengkapi, jadi pakaian anda yang sedikit berlubang akan terlihat utuh ketika ada teman atau sesuatu yang menutupi, begitupun sebaliknya. Dan memang pekerjaan manusia adalah berjuang. Jadi apakah tipe keprbadian ini benar benar ada atau memang ini hanyalah alasan saja bahwa manusia itu memiliki salah satu sifat general yang berupa....malas.

Kamis, 21 Januari 2016

Memori Pagi Hari

Pagi ini saya mengalami sedikit suasana yang berbeda, yang simple mungkin.... ya juga bisa dianggap sesuatu yang remeh mungkin dan mungkin juga kurang begitu penting, sesuatu yang sepele, hanya sebuah pagi yang biasa dimana banyak orang lalu lalang anak anak berangkat sekolah, para orang tua mengantar mereka namun banyak yang mandiri dengan kendaraan sendiri, orang pergi ke pasar, beberapa toko mulai buka, warung bubur di depan rumah juga sudah banyak mendapatkan antrian 5 - 10 orang, tukang parkir yang sudah sejak pagi bertugas, suatu pemandangan yang biasa di hari yang biasa, aktivitas di pagi hari berjalan seperti biasanya, tapi tidak bagi saya. 

Entah kenapa pagi ini terasa sedikit aneh bagi, saya yang beberapa tahun lalu menjalani kegiatan diatas  yaitu berangkat sekolah dan lain sebagainya, kini beperan sebagai pengamat yang mengamati setiap langkah dari orang orang terebut, banyak wajah wajah baru yang belum pernah saya lihat sebelumnya serta kebiasaan yang mungkin sekarang sudah mulai hilang digantikan oleh sesuatu yang dianggap kemajuan jaman, banyak suasana baru yang dulu tidak ada.

Dan saat itu juga saya menyadari banyak hal hal yang hanya bisa dikenang seperti banyaknya para pelajar yang berjalan kaki serta puluhan mobil angkutan umum yang disebut "colt" yang lalu lalang di pagi hari dan kini saya merasakan perbedaan tersebut diakhir kesimpulan yang saya peroleh adalah satu hal yaitu tidak terasa.

Tidak terasa banyak hal telah berubah meskipun perubahan itu kecil, tak terasa pula sudah sekitar 7 atau 8 tahun ini saya men skip keadaan di sekitar rumah tempat dimana saya beranjak remaja dan mungkin suasana seperti ini adalah suatu hal yang akan saya alami untuk terakhir kali nya dalam kehidupan masa ini, karena mau tidak mau suasana baru menanti di depan saya dan tentunya bukan dalam waktu yang lama.

Akhirnya semua hanya kenangan yang akan diceritakan di kemudian hari, yang pada hakikatnya adalah kesadaran mengenai diri pribadi akan nikmat yang diberikan oleh tuhan apaun bentuknya.

Ya itulah sedikit renungan atau angen-angen bahasa jawanya, di hari yang biasa jam yang biasa dan kehidupan yang biasa biasa saja, yang tidak biasa adalah saya nulis di pagi hari, dulu tidak.

Minggu, 10 Januari 2016

Pelajaran Ekstrakulikuler 1 Semester

Sudah sekitar 6 bulan ini atau 1 semester 1 saya mengikuti pelajaran tambahan ekstrakuliler yang... bisa dikatakan membuka dan menyegarkan pori pori otak untuk berpikir secara benar dan tepat.

Tentu semuanya ada biayanya, termasuk waktu yang dikorbankan, uang yang dikeluarkan serta biaya transportasi yang harus ditanggung, itu semua tidak ada apa apanya dibandingkan dengan apa yang telah didapatkan selama ini.

Dan saya rasa waktu kursus satu semester ini tidak menjadi sia sia. kini saya merasa siap untuk terjun di lapangan. Minimal menghadapi problem problem dasar sehari hari.

Sebenarnya berapa tahun dan berapa semester pun tidaklah cukup untuk menyicil pengetahuan dan ilmu yang dipelajari pada fgd (forum group discussion) tersebut, tapi memang kunci yang diberikan bukan semata mata untuk ditelan secara mentah, tapi harus diolah dan saya harus menemukan kunci secara sendiri secara otentik meski mengalami kejadian kejadian yang serupa yang telah tuturkan sebagai guide.

Dalam istilah saya kehidupan adalah sebuah permainan, dimana kadang anda mendapatkan sebuah walkthrough yang bisa saja dengan tindakan yang sama akan mendapatkan hasil yang berbeda atau dengan tindakan yang berbeda akan menghasilkan sesuatu yang sama dengan tingkat orisinalitas masign masing pemain game tersebut.

Hal ini sangat nyambung dengan persetaraan atau kesamaan  ujian yang dihadapi. Mestinya ada ujian tertentu sesuai dengan tingkat kesulitan yang dipilih oleh pemain. sangat susah bagi kaum easy untuk mengerjakan soal soal kaum medium apalagi kaum hard.

Ya sudah lah.... nggak usah ngelantur lagi mengenai hal tersebut, sebenarnya saya ini sedang meneliti perlakuan perlakuan yang telah terjadi, karena di bulan bulan awal ini biasanya ada kerjaan baru yang datang, semoga saja lah ada.....semoga....



Jumat, 01 Januari 2016

Resolusi Akhir Tahun ?

Bukan untuk mengingat kejadian satu tahun belakangan, bukan pula untuk menimbang mengenai baik - buruk, benar - salah atau suka - benci, tetapi hanya sebagai pengingat beberapa kejadian yang menurut saya sangat berkesan, ya... dalam waktu setengah tahun terakhir dan bukan pula sebagai pertimbangan mengenai cita cita dan target di tahun berikutnya, tapi hanya sebagai pengingat.

Dalam bulan bulan terakhir ini saya sempat dilanda sindrom confusing behaviour dan lost behaviour, yang (mungkin) pernah saya tulis di beberapa post sebelumnya, yaitu tentang bingung mencari kerja dan perasaan kehilangan seseorang.

Tapi setelah kejadian kejadian yang terjadi saya yakin itu juga merupakan salah satu cara yang dipersiapkan oleh tuhan, atau mungkin memang dulunya saya pilih sendiri di masa sebelum ruh dan jasad ini menyatu, yang kemudian akan menjadikan alat ungkal / pengasah sebuah pedang yang tumpul, bukan sebagai alat pembunuh, tetapi merupakan cara untuk mengelola kekuasaan dengan tepat.

Dan dari dua sindrom diatas saya menyadari bahwa rasanya ada yang kurang jika mengerjakan sesuatu tapi tidak dengan dasar cinta, bukan seberapa besar uang yang kamu hasilkan dari pekerjaan, tetapi seberapa pantas nilai yang kamu berikan, kepuasan yang kamu tawarkan ketika bekerja, dan satu hal lagi yang saya pikir sangat menjadikan hal ini sebagai landasan yaitu tentang sesuatu hal yang kamu perjuangkan.

Pada kondisi yang lain yaitu lost behaviour, mungkin memang kamu perlukan dalam jalanmu yang sedang melakukan pencarian, maka bersiaplah untuk kehilangan ketika kamu bertemu, bersiaplah untuk menjadi miskin ketika kamu menjadi kaya harta, dan bersiaplah untuk menjumpai kemudahan di dalam kesulitan, bukan seusatu yang mudah memang, apalagi jika kamu adalah seorang introvert yang sangat sedikit mempunyai seorang kawan apalagi yang dapat diajak untuk berjuang bersama.

Pada akhirnya hidup adalah sebuah roda, seperti yang saya ceritakan diatas, jangan membencinya jangan menyukai tapi ambil setiap pelajaran dalam suka maupun duka.

Maka di tahun depan ini sepertinya sindrom yang saya alami sudah akan berkurang bahkan akan sembuh. Saya melihat secercah cahaya yang dipersiapkan oleh tuhan, pada tahun ini, entahlah akan jadi apa nantinya, tapi saya sangat bersemangat sekali kali ini. 

Akhirnya tahun 2016 mungkin akan menjadi titik balik yang akan saya alami, atau mungkin juga tidak :), tapi kan manusia berbuat, ya... memang tidak mungkin kita mengubah segalanya, tapi dengan kita minimal kelihatan mengangkul tanah atau menyiram kembang atau menyingkirkan batu di pinggir jalan, atau memberikan jalan pada orang yang akan menyebrang, masak tuhan tidak terharu, ya... semoga saja tuhan terharu lah.