Rabu, 16 Maret 2016

Menjadi Orang Biasa

Bukan bermaksud untuk sombong, tapi congkak hahaha....

Eh, maaf saya kesusupan, jadi saya ingin edikit cerita ketika itu negara api menyerang, eh gak, ketika itu jaman masih kuliah, ikut berbagai kegiatan dan bertambah semester sehingga diameter tinggi dan luas kepala bertambah sehingga orang menyebut besar kepala.

Ketika itu masih menjadi orang penting, ketika itu masih dibutuhkan di beberapa tempat, dan ketika itu juga masih dikenal dimana-mana, dan juga masih pintar, ya sempat sih merasa mirip artis sampai pada puncak keterkenalan dan akhirnya saya mengalam perputaran roda yang mungkin sekarang ini sedang ada pada derajat mendekati 180 derajat dan sedang tidak tahu apakah rodanya ban nya bocor atau gimana.

Disamping itu semua ada beberapa hal yang saya rasa juga mengena di hati, ya itu lah selama masa smp - sma hanya ada beberapa orang terdekat yang tingkat pengetahuan antar satu dan yang lainnya saya katakan mencapai batas tertinggi di yaitu di level 80 % kami saling mengenal. Saya kategorikan pengetahuan mengenai diri saya mulai 50 - 90 % dimana kategori 50 - 60 % yang saling mengenal ada banyak sekali, di kategori 60 - 70 % yang mengenal diri saya saya kategorikan teman biasa, kemudian di angka 70 - 80 % ini merupakan teman dekat dan ini hanya beberapa yang tahu persis akan diri saya dan hanya beberapa orang yang tahu, lanjut ke level 80 - 90 % ini adalah bojo (bakale rek !) dan terakhir yang 100 % tahu diri saya adalah tuhan.

Akhirnya sekarang, kembali ke bab roda, ada waktunya di atas, ada waktunya di bawah ada waktunya muter dan ada waktunya rodanya bocor dan diam, bahwa itu baik dan buruk itu sesuatu yang sangat sulit untuk diidentifikasi tetapi yang jelas selalu ada pelajaran di setiap kejadian, dan sangat banyak ilmu yang di dapat jika anda mau mencari ilmu dari suatu kejadian tersebut.

Terakhir, sekarang sudah tidak seperti dulu, banyak hal hal yang terkadang saya sudah tidak bisa atasi seperti dahulu, juga karena tantangan zaman seperti pada buku megatrend 2000 dan terlebih generasi yang berbeda membuat jarak semakin lebar.

Terakhir lagi, sebagai orang biasa saya mungkin membayangkan seorang superhero yang kehilangan kekuatan, akan tetapi kekuatan terbesar memang bukan berasal dari yang lain lain, melainkan dari diri sendiri yang dipinjamkan oleh tuhan yang diberi nama sulthon.

Terakhir yang paling akhir, hidup masih panjang, masih banyak yang bisa dilakukan dan masih banyak, saya sedang membuka gerbang dan terus belajar kepada universitas yang paling universe yang kesemuanya saling bersifat komprehensif dan terkait antar satu dan yang lain, tidak lebih hanya untuk bersaksi bahwa manusia hanyalah sebuah debu di atas padang pasir di dalam keleluasaan dunia, bintang, planet dan galaksi yang sungguh tidak akan pernah bisa terjangkau ke maha luasan nya ke maha megahannya, dan tugasnya hanya saling berbuat baik antar debu yang akan hiang terkena ombah yang menggulung di pantai menuju lautan lepas sampai ke samudra. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar